Kongres Meloloskan Undang-Undang ‘Hapuskan Itu’ untuk Melawan Deepfakes

Kongres udah ngeloloskan undang-undang yang memaksa perusahaan teknologi buat bertindak lawan deepfakes tertentu dan revenge porn yang diposting di platform mereka.

Dalam voting 409-2 hari Senin, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat ngeloloskan “Take It Down” Act, yang udah dapet dukungan bipartisan. Undang-undang ini juga mendapat dukungan vokal dari selebriti dan Ibu Negara Melania Trump. Undang-undang ini udah lulus Senat dalam voting bulan lalu.

Take It Down Act bakal dikirim ke Presiden Donald Trump, yang diperkirakan bakal menandatanganinya jadi undang-undang.

Diperkenalkan pertama kali oleh Senator Republik Ted Cruz dan Senator Demokrat Amy Klobuchar pada tahun 2024, Take It Down Act bakal mewajibkan perusahaan teknologi bertindak cepat lawan gambar intim tanpa persetujuan. Platform-platform bakal wajib hapus konten kayak gitu dalam waktu 48 jam dari permintaan penghapusan. Komisi Perdagangan Federal bisa menggugat platform yang nggak mematuhi permintaan kayak gitu.

Selain menargetkan platform teknologi, Take It Down Act juga menetapkan hukuman, termasuk denda dan mungkin penjara, buat mereka yang bikin dan share gambar kayak gitu. Undang-undang baru ini bakal bikin jadi kejahatan federal buat publish — atau bahkan mengancam buat publish — gambar eksplisit tanpa persetujuan, yang bakal termasuk revenge porn dan gambar deepfake yang dihasilkan dengan AI.

Kelompok hak digital udah berbagi kekhawatiran mereka soal Take It Down Act. Aktivis-aktivis bilang kalo undang-undang ini bisa dipakai buat sensor ucapan yang dilindungi hukum, dan konten legal bisa keliru di-flag buat dihapus.

Meskipun ada kekhawatiran kayak gitu, Take It Down Act bahkan dapet dukungan dari platform teknologi yang diusahakan dipolisikan, kayak Snapchat dan Roblox.

Kongres belum selesai nangani AI dan deepfakes tahun ini juga. Kedua NO FAKES Act of 2025 dan Content Origin Protection and Integrity from Edited and Deepfaked Media Act of 2025 juga udah diperkenalkan sesi ini. Yang pertama bertujuan buat melindungi individu dari suara mereka direplikasi oleh AI tanpa persetujuan mereka, sementara yang kedua mengupayakan melindungi karya asli dan menuntut transparansi seputar konten yang dihasilkan AI.

MEMBACA  NATO mendesak Uni Eropa dan Turki untuk memperdalam hubungan