Koneksi Mekanika Kuantum dengan Struktur Matematika yang Tak Terhingga Rumitnya

Namun dalam beberapa hal, bukti tersebut agak tidak memuaskan. Jitomirskaya dan Avila menggunakan metode yang hanya berlaku untuk nilai alpha irasional tertentu. Dengan menggabungkannya dengan bukti perantara yang muncul sebelumnya, mereka dapat menyatakan bahwa masalahnya telah terpecahkan. Akan tetapi, bukti gabungan ini tidaklah elegan. Ia bagaikan selimut perca, setiap bagiannya dijahit dari argumen-argumen yang berbeda.

Selain itu, bukti-bukti tersebut hanya menyelesaikan konjektur dalam bentuk aslinya, yang melibatkan asumsi penyederhanaan tentang lingkungan elektron. Situasi yang lebih realistis jauh lebih rumit: Atom-atom dalam sebuah padatan tersusun dalam pola yang lebih kompleks, dan medan magnet tidak sepenuhnya konstan. “Anda telah memverifikasinya untuk model yang satu ini, tapi apa kaitannya dengan realitas?” ujar Simon Becker, seorang matematikawan di Institut Teknologi Federal Swiss Zurich.

Situasi yang lebih realistis ini mengharuskan Anda untuk menyesuaikan bagian persamaan Schrödinger tempat alpha muncul. Dan ketika Anda melakukannya, bukti 10-martini itu berhenti bekerja. “Ini selalu menggangguku,” kata Jitomirskaya.

Kegagalan bukti dalam konteks yang lebih luas ini juga mengimplikasikan bahwa pola fraktal indah yang muncul—himpunan Cantor, kupu-kupu Hofstadter—tidak lebih dari sekadar keingintahuan matematis, sesuatu yang akan lenyap begitu persamaannya dibuat lebih realistis.

Avila dan Jitomirskaya beralih ke masalah lain. Bahkan Hofstadter sendiri memiliki keraguan. Jika suatu eksperimen berhasil melihat kupu-kupunya, tulisnya dalam Gödel, Escher, Bach, “Akulah yang akan menjadi orang yang paling terkejut di dunia.”

Tetapi pada tahun 2013, sekelompok fisikawan di Universitas Columbia berhasil menangkap kupu-kupu tersebut di laboratorium. Mereka menempatkan dua lapisan tipis grafin dalam sebuah medan magnet, lalu mengukur tingkat energi elektron-elektron grafin tersebut. Fraktal kuantum itu muncul dalam segala kemegahannya. “Tiba-tiba, ia berubah dari sekadar khayalan matematikawan menjadi sesuatu yang praktis,” ujar Jitomirskaya. “Itu menjadi sangat mengusik ketenangan.”

MEMBACA  4 Produk Apple yang Tidak Perlu Anda Beli Saat Ini