Selama beberapa dekade, sekutu Amerika Serikat hidup nyaman di bawah naungan hegemoni AS. Mereka membangun lembaga keuangan, sistem komunikasi, dan pertahanan nasional di atas infrastruktur yang disediakan oleh AS.
Dan sekarang, mungkin mereka menyesal telah melakukannya.
Pada tahun 2022, Cory Doctorow menciptakan istilah "enshittification" untuk menggambarkan siklus yang berulang di ekonomi digital. Awalnya, pengusaha berjanji muluk untuk menarik pengguna baru. Namun, begitu pengguna, penjual, dan pengiklan terjebak—karena efek jaringan, masalah kolektif, atau biaya peralihan yang tinggi—strategi berubah. Pemilik platform mulai mengeksploitasi pengguna demi keuntungan, sementara kualitas layanan merosot. Lalu, giliran penjual dan pengiklan yang diperas.
Orang jarang menganggap alat militer, dolar AS, dan konstelasi satelit sebagai platform. Tapi itulah kenyataannya. Ketika sekutu AS membeli teknologi militer seperti jet tempur F-35, mereka tidak hanya mendapat pesawat, tapi juga sistem komunikasi, suku cadang, dan dukungan teknis. Saat bisnis melakukan transaksi global, mereka bergantung pada sistem kliring dolar yang dikendalikan segelintir lembaga AS. Dan ketika negara butuh internet di daerah terpencil, kemungkinan mereka akan memakai Starlink—yang dioperasikan SpaceX milik Elon Musk, perusahaan dengan hubungan erat dengan pemerintah AS. Seperti Facebook dan Amazon, hegemoni AS bertahan karena logika jaringan, membuat semua platform ini sulit dan mahal untuk ditinggalkan.
Selama ini, sekutu AS menerima kendali Amerika karena percaya pada komitmen AS terhadap "tatanan internasional berbasis aturan". Kini, keyakinan itu pupus. Tidak di dunia di mana Presiden Trump mengancam akan mencaplok Kanada, berjanji membeli Greenland dari Denmark, dan mengumumkan bahwa pejabat asing bisa dilarang masuk AS jika "meminta platform teknologi AS menerapkan kebijakan moderasi konten global".
Sejak Trump kembali berkuasa pada Januari, enshittification cepat menjadi prinsip utama diplomasi AS. Kali ini, lingkaran Trump sadar bahwa dengan menguasai infrastruktur keuangan, teknologi, dan keamanan global, mereka punya alat pemaksa yang sangat besar. Seperti dikatakan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, "AS mulai memoneterisasi hegemoni-nya."
Lalu, apa yang bisa dilakukan sekutu? Seperti pengguna yang terjebak di Google atau Facebook saat layanan memburuk, banyak yang baru menyadari betapa sulitnya keluar dari jaringan ini. Dan seperti startup yang mencoba membuat alternatif Twitter atau Facebook—sebagian gagal, sedikit yang berhasil—sekutu lainnya kini berusaha mati-matian membangun jaringan sendiri.
Infrastruktur sering tak terlihat sampai digunakan melawanmu. Pada 2020, AS menjatuhkan sanksi pada Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, karena menekan protes demokrasi atas nama China. Seketika, Lam merasakan kekuatan sistem kliring dolar—lapisan mesin keuangan dunia yang jarang diketahui orang.