Mereka akan bersaing dengan Delta Air Lines, maskapai AS terbesar berdasarkan pendapatan, yang menawarkan kursi kelas bisnis paling mewah di industri. Suite Delta One dilengkapi selimut dan sandal bermerek Missoni, alas matras yang juga berfungsi sebagai bantal lumbar, serta bantal peluk berbahan memory foam.
Penumpang Delta One juga mendapatkan akses ke lounge Delta One yang super-eksklusif berlapis marmer di bandara New York dan Los Angeles. Dengan fasilitas shower layaknya hotel mewah, perawatan spa dan pijat, serta hidangan bistro lengkap, lounge ini dirancang khusus untuk menarik pebisnis yang terbang pulang-pergi dalam sehari demi kenyamanan bintang lima—misalnya untuk menghadiri makan malam klien di Beverly Hills atau acara olahraga seperti World Series tahun lalu di Dodger Stadium. Delta memperluas jangkauannya dengan membuka lounge Delta One di Boston dan Seattle.
Sementara Delta lama dikenal mengincar pelanggan kelas atas, American Airlines dan United biasanya bersaing lewat harga. Tapi ketiganya mulai fokus pada segmen tarif yang sama menguntungkan. Juni lalu, American Airlines meluncurkan Flagship Suite dengan pintu geser di pesawat Boeing 787-9 Dreamliner terbaru. Suite ini menawarkan 51 kursi berpintu privat, bantal dua sisi berbahan sejuk, dan chaise lounge. American berencana menambah 50% kursi lie-flat dan premium economy sebelum akhir dekade ini.
United akan bergabung awal tahun depan saat suite Polaris Studio mulai beroperasi di rute internasional tertentu dari San Francisco, lengkap dengan perlengkapan tidur Saks Fifth Avenue dan konfigurasi tempat tidur ganda. Boeing 787-9 terbaru United bakal memiliki 99 kursi premium—persentase tertinggi di antara maskapai AS.
Maskapai juga menggelontorkan jutaan dolar untuk merombak menu kuliner melalui kolaborasi dengan koki selebriti, bar berisi minuman premium, hidangan restoran berbintang, atau kreasi hidangan budaya yang unik. United menginvestasikan lebih dari $150 juta untuk peningkatan makanan dan minuman tahun ini, termasuk menyajikan Champagne Laurent-Perrier Cuvée Rosé bagi penumpang Polaris Studio.
Turkish Airlines berpikir out of box dengan menggandeng Chef Ömür Akkor, arkeolog kuliner pemilik restoran bintang Michelin di Istanbul, untuk menghidupkan kembali resep roti berusia 12.000 tahun. Ekskavasi bersama ini melacak biji gandum pertama yang didomestikasi ke Tas Tepeler, permukiman di Turki tenggara. Akkor memanfaatkan temuan tersebut untuk merekonstruksi resep roti purba, yang ia gambarkan sebagai “profil rasa earthy yang memberi sekilas gambaran tempat lahirnya peradaban.”
Roti ini, disajikan hangat dengan mentega dan minyak zaitun dalam kantong muslin khusus, merupakan keistimewaan eksklusif penumpang kelas bisnis Turkish Airlines di rute internasional tertentu.
Meski dengan fasilitas mewah yang mahal, maskapai tetap mengharapkan untung besar—dan para pebisnis pun rela membayar. Elemen “kejutan dan kepuasan” telah menaikkan standar perjalanan dari titik A ke B. Entah menikmati roti purba Turkish Airlines, tidur nyenyak di atas laut dengan tempat tidur datar Cathay Pacific, atau menikmati pijat dan makan malam tiga hidangan di Brasserie ala Danny Meyer di lounge Delta One Bandara JFK—penerbangan kini jauh lebih berkelas.