Katak-Katak Ini Tak Hanya Bertahan dari Sengatan Lebah Pembunuh Berbisa, Mereka Melahapnya

Berikut hal yang perlu diingat saat Anda mengeluh tentang antrean panjang di kedai sandwich favorit: beberapa hewan harus bersusah payah lebih besar untuk mendapatkan makan siang yang lezat. Misalnya, studi yang terbit hari ini mengungkap strategi langsung yang ditempuh katak tertentu untuk menjulurkan lidahnya menyantap mangsa berbentuk hornet.

Ilmuwan Shinji Sugiura meneliti apakah katak sawah totol hitam (*Pelophylax nigromaculatus*) akan aktif memburu berbagai spesies tawon hornet, termasuk yang disebut *murder hornet*. Tidak hanya melahap serangga tersebut dengan lahap, katak-katak itu melakukannya sementara dengan mudah bertahan dari sengat berbisa hornet. Kemampuan alami katak untuk menahan bisa yang mematikan bagi banyak mamalia, termasuk manusia, mungkin dapat mengajarkan kita suatu hal, ungkap peneliti.

“Jika katak sawah memang memiliki mekanisme fisiologis yang menekan rasa sakit atau melawan bisa hornet, pemahaman atasnya kelak dapat membantu kita mengembangkan cara baru untuk mengurangi rasa sakit atau peradangan pada manusia,” kata Sugiura, seorang ekolog di Universitas Kobe, Jepang, melalui surel kepada Gizmodo.

Sebuah Penemuan Tidak Disengaja

Awalnya Sugiura tidak berencana mengeksplorasi ketahanan katak sawah terhadap bisa. Namun selama studi sebelumnya tentang cara tawon mason mempertahankan diri, ia dan rekan menggunakan katak sebagai salah satu pemangsa. Mereka lalu memperhatikan katak dapat dengan cekatan memangsa tawon betina yang memiliki penyengat berbisa (hanya tawon betina yang memiliki penyengat penyuntik bisa, tetapi penelitian tim menunjukkan tawon mason jantan dapat menggunakan penisnya sebagai sejenis penyengat non-berbisa).

Serangkaian gambar menunjukkan katak sawah totol hitam dengan mudah memakan seekor hornet. Gambar C dan D memperlihatkan penyengat hornet tertancap di mulut katak. © Shinji Sugiura/Ecosphere

Observasi itu membuat Sugiura penasaran untuk menyelidiki lebih dalam. Hornet dewasa telah ditemukan di dalam perut berbagai katak, termasuk *P. nigromaculatus*, mengindikasikan bahwa katak terkadang memakannya di alam liar. Namun pertanyaannya tetap: Apakah katak memakan hornet ini sambil berusaha keras menghindari sengatannya, atau justru tak menghiraukannya? Untuk mengetahuinya, Sugiura menyiapkan “prasmanan” eksperimental.

MEMBACA  Jonatan Christie Mengatasi Tantangan Sengit dari Toma Popov Junior

Ia mengumpulkan katak sawah totol hitam berbagai ukuran dan menempatkannya bersama pekerja betina dari tiga spesies hornet: *Vespa simillima*, *V. analis*, dan *V. mandarinia*. Spesies terakhir disebut hornet raksasa utara, alias *murder hornet*. Meski julukan itu terutama berasal dari cara ganas mereka memburu lebah, sengatan menyakitkan mereka terkadang membunuh manusia. Ini juga spesies hornet terbesar dan sempat menjadi ancaman invasif di Amerika Utara beberapa tahun lalu.

Secara keseluruhan, katak-katak sangat berminat melahap hornet, dan mereka tidak takut tersengat untuk mendapatkannya. Mereka juga biasanya berhasil memakan mangsanya; tingkat penangkapan terendah terlihat pada *V. mandarinia*, yaitu 79%.

“Dengan menggunakan sejumlah besar individu katak, saya secara kuantitatif menunjukkan bahwa banyak dari mereka berhasil menangkap dan mengonsumsi hornet bahkan ketika disengat,” jelas Sugiura. “Penyengat hornet adalah senjata ampuh yang umumnya dianggap dapat menghentikan pemangsa, namun hasil ini mengungkap bahwa beberapa hewan dapat mentolerir serangan berbisa seperti itu dan tetap memangsa serangga ini.”

Temuan Sugiura dipublikasikan Kamis di jurnal Ecosphere.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Katak-katak tampaknya mengabaikan sengatan berbisa tanpa dampak buruk yang jelas. Meski demikian, masih belum jelas tepatnya bagaimana mereka menahannya.

Sengatan hornet diketahui sangat menyakitkan dan terkadang mematikan bagi mamalia seperti kita. Namun mungkin saja campuran kompleks racun yang secara alami dihasilkan tawon ini tidak terlalu mempengaruhi biologis amfibi. Atau mungkin katak telah mengembangkan sifat yang membuat mereka kurang rentan terhadap bisa atau membuat mereka merasakan sakit yang jauh lebih kecil dari sengatan dibandingkan mamalia pada umumnya.

Tidak peduli spesies hornetnya, katak biasanya tetap mendapatkan makan siang mereka. © Shinji Sugiura/Ecosphere

Apa pun penyebabnya, memahami pertahanan antivenom katak ini tentu dapat mengarah pada penemuan-penemuan baru penting. Selanjutnya, Sugiura berencana mempelajari apakah katak sawah dapat dengan mudah menahan penyengat berbisa dari artropoda lain (serangga, arakhnida, dan hewan merayap lainnya). Dan di masa depan, ia ingin menguji secara eksperimental seberapa toleran katak terhadap sengatan hornet.

MEMBACA  7 Dehumidifier Terbaik yang Telah Kami Uji dan Tinjau (2025)

Sugiura juga berharap karyanya yang kini dapat menunjukkan bahwa bahkan *murder hornet* yang ganas pun tidak luput dari menjadi bagian rantai makanan.

“Saya percaya temuan ini memberikan wawasan mengejutkan bagi masyarakat umum, menunjukkan bahwa bahkan salah satu serangga paling berbahaya di dunia tidak sepenuhnya aman dari pemangsaan,” ujarnya.