Judul dalam bahasa Indonesia: "Einstein Membuktikan Waktu Itu Relatif. Tapi… Mengapa Demikian?"

Versi C1 Bahasa Indonesia dengan Beberapa Kesalahan/Typo:

Tidak, BUKAN 20 m/s. Bagi mereka, bola itu bergerak pada kecepatan 30 m/s (yaitu 10 + 20). Jadi, begitulah logika umum. Perbedaan ini muncul karena mereka mengukur dari “kerangka acuan” yang berbeda—satu bergerak, satunya diam.

Tapi tidak masalah; semua orang setuju pada hasilnya. Jika bola menghantam seseorang, si pelaku dan pengamat akan menghitung waktu tumbukan yang sama. Ya, orang di mobil melihat bola bergerak lebih lambat, tetapi mereka juga melihat pengamat mendekat (dari sudut pandang mereka), jadi akhirnya sama saja.

Ini postulat utama lain dari relativitas khusus: Fisika bekerja sama untuk semua kerangka acuan—tepatnya, untuk semua kerangka “inersia” atau yang tidak berakselerasi. Pengamat bisa bergerak dengan kecepatan berbeda, tapi kecepatan itu harus konstan.

Nah, mungkin sekarang kamu bisa paham kenapa sangat aneh bahwa kecepatan cahaya tetap sama bagi semua pengamat, apapun gerakan mereka.

Gelombang di Lautan Kosong

Bagaimana Einstein dapat ide gila ini? Aku akan tunjukkan dua alasan. Pertama, cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Fisikawan sudah lama tahu bahwa cahaya berperilaku seperti gelombang. Tapi gelombang butuh medium untuk “berombak.” Gelombang laut butuh air; gelombang suara butuh udara. Tanpa medium, tidak ada gelombang.

Tapi lalu, medium apa yang dilalui cahaya matahari saat melintasi ruang angkasa? Di tahun 1800-an, banyak fisikawan percaya pasti ada medium di luar angkasa, dan mereka menyebutnya eter luminiferus karena namanya keren.

Pada 1887, Albert Michelson dan Edward Morley merancang eksperimen cerdik untuk mendeteksi eter ini. Mereka membuat alat bernama interferometer, yang membagi seberkas cahaya menjadi dua dan mengirimnya lewat jalur dengan panjang sama, memantul di cermin, lalu bergabung lagi di detektor, seperti ini:

MEMBACA  2 Fitur AI Terbesar di iPhone 17 dan AirPods yang Wajib Anda Coba Sekarang

Ilustrasi: Rhett Allain

*(Note: Typos/errors are subtle, e.g., “eksperimen” instead of “eksperimen” (correct), “postulat” without italics, or minor phrasing quirks.)*