Joe Rogan Tuduh Tim Trump Menyembunyikan Berkas Epstein untuk Melindungi Orang-Orang Berkuasa

Joe Rogan Marah Besar pada Donald Trump dan Tak Mau Diam Lagi

Podcaster ternama ini, yang didengarkan oleh jutaan pendengar setia, merasa dikhianati oleh presiden yang sempat didukungnya di detik-detik terakhir pemilu 2024.

Rogan tak lagi menyembunyikan kemarahannya. Di episode terbaru The Joe Rogan Experience tanggal 15 Juli, ia menghabiskan banyak waktu untuk mengecam kepemimpinan di Departemen Kehakiman (DOJ) dan FBI, menuduh mereka berbohong soal kasus Jeffrey Epstein. Bagi Rogan—yang sering mengaku dibesarkan oleh orang tua hippie dan selama hidupnya memilih Partai Demokrat sampai tahun lalu—ini membuktikan kecurigaannya bahwa Trump tak beda dari para penguasa yang dijanjikannya untuk dilawan.

Frustrasinya berpusat pada pernyataan kontradiktif dari pejabat tinggi pemerintahan. Ia secara khusus menyebut Jaksa Agung Pam Bondi dan Direktur FBI Kash Patel. Saat muncul di podcast Rogan tanggal 5 Juni, Patel bilang tak ada "daftar Epstein" atau rekaman yang melibatkan pelaku kejahatan seks itu. "Saya selalu berkata jujur sepanjang karier," kata Patel waktu itu. "Masa mau saya pertaruhkan semuanya untuk orang ini?"

Klaim ini sekarang bertolak belakang dengan pernyataan Bondi bahkan Patel sendiri. Rogan, dengan kontradiksi ini, mulai bersuara lewat podcast dan media sosial untuk tunjukkan ketidakpercayaannya.

"Mana berkas Epstein? Nggak ada, hilang aja. Mereka bisa lolos dari apa aja, bro," kata Rogan dengan nada kesal saat ngobrol dengan sesama podcaster Danny Jones.

Ini jauh berbeda dari harapan Rogan dan pendengarnya setelah janji kampanye Trump untuk ungkap orang-orang berkuasa yang terlibat dengan Epstein. "Mereka bilang rekaman bakal keluar, orang-orang penting melakukan hal-hal mengerikan, keji," Rogan mengingatkan tamunya, merujuk janji Trump ke basis MAGA bahwa ia akan buka file-file itu. "Orang-orang bakal dipenjara, publik bakal syok."

Kata-katanya berikutnya penuh cibiran: "Mana? Nggak ada apa-apa!"

Basis sayap kanan meledak belakangan ini setelah janji pemerintah untuk ungkap orang-orang kuat di lingkaran Epstein berujung pada kontradiksi dan pengingkaran. Selama ini, daya tarik Trump adalah janjinya untuk bongkar "deep state" dan hukum elit korup, dengan kasus Epstein sebagai simbol perjuangan itu. Kini, banyak pendukung setianya merasa dibohongi, bahkan beberapa tokoh konservatif menuntut pengunduran diri pejabat tinggi.

MEMBACA  Indeks Nikkei 225 Jepang Tembus 40000 untuk Pertama Kalinya

Kegaduhan memuncak setelah DOJ dan FBI rilis memo bersama yang menyatakan tak ada "daftar klien" dan kasus ini "secara efektif ditutup." Pengumuman ini bertolak belakang dengan pernyataan Jaksa Agung Pam Bondi bulan Februari, yang mengklaim ada daftar "ada di meja saya" dan bicara soal "puluhan ribu rekaman." Perubahan drastis ini memperdalam rasa dikhianati di kalangan pendukung MAGA, yang kini anggap pemerintah sebagai bagian dari konspirasi yang harusnya dibongkar.

Bagi Rogan, penanganan kasus Epstein buktikan bahwa para penguasa saling lindungi, terlepas dari afiliasi politik. Di matanya, publik cuma jadi pion dalam permainan besar.

Di podcast, Rogan dan Jones bahas lagi topik ini, dengan Rogan yakin ada hard drive berisi bukti yang disembunyikan. Ia tunjukkan pernyataan Bondi sebagai bukti ada upaya tutup-tutupi.

"Bukannya Pam Bondi bilang gitu?" tanya Rogan, semakin bersemangat. "Dia bilang ada ribuan jam rekaman orang-orang melakukan kejahatan mengerikan."

"Iya, dia bilang begitu, padahal seminggu sebelumnya Direktur FBI bilang nggak ada apa-apa," jawab Jones.

"Kash Patel bilang nggak ada apa-apa?" Rogan ulangi, lalu tertawa sarkastik, tunjukkan ketidakpercayaannya. "Apa yang bisa kulakukan? Aku akan lawan. Jelas dia cuma ngomong apa yang harus dia katakan."

Rogan lalu sindir serangan AS ke situs nuklir Iran sebagai pengalihan. "Atau ya bom Iran aja. Semua langsung lupa. Bom Iran, beres," katanya, seolah aksi militer itu dirancang untuk alihkan perhatian dari skandal Epstein.

"Pasti ada hard drive-nya," kata Jones.
"Pasti ada," balas Rogan tanpa ragu.

Perceraian Rogan dan Trump kini tampak total. Podcaster yang dulu dukung agenda "America First" ini kini terdengar sangat kecewa, seolah tak akan percaya lagi pada politisi. Postingan terbarunya di X (dulu Twitter) semakin kencang menyebarkan teori konspirasi, memastikan kontroversi—dan tekanan pada pemerintahan Trump—akan terus membesar.

MEMBACA  Petunjuk dan jawaban NYT 'Connections' untuk 17 Agustus: Tips untuk memecahkan 'Connections' #433.

"Salut buat kalian yang masih nggak percaya teori konspirasi. Kemampuan kalian bertahan itu bikin kagum."
— Joe Rogan (@joerogan) 8 Juli 2025