Hubungan cinta-benci antara OpenAI dan Microsoft mungkin akan berakhir secara permanan, menurut laporan terbaru dari Wall Street Journal. Ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan asisten AI Microsoft, Copilot, di Windows 11 dan Bing, yang saat ini ditenagai oleh teknologi AI generatif OpenAI.
Dua raksasa teknologi ini telah menjalin hubungan selama enam tahun, namun di tengah negosiasi untuk memisahkan mitra yang kini jadi pesaing, eksekutif OpenAI mulai mendiskusikan opsi untuk “bermusuhan” dan menuduh Microsoft melakukan praktik antikompetisi selama kemitraan, menurut Wall Street Journal yang mengutip sumber terkait. (Catatan: Ziff Davis, perusahaan induk CNET, menggugat OpenAI pada April lalu dengan tuduhan melanggar hak cipta dalam pelatihan dan operasi sistem AI-nya.)
Pemisahan mendadak bisa membuat integrasi mereka jadi agak kacau. Microsoft mengumumkan pada Mei bahwa Copilot akan mulai menggunakan GPT-4o, teknologi OpenAI yang juga digunakan oleh versi berbayar ChatGPT. Copilot diluncurkan pada 2023 untuk menambahkan AI di berbagai platform Microsoft.
Microsoft dan OpenAI mengirim peryataan bersama menanggapi pertanyaan CNET tentang kemungkinan perpisahan: “Kami memiliki kemitraan produktif jangka panjang yang telah menghadirkan alat AI luar biasa untuk semua. Diskusi masih berlangsung dan kami optimis akan terus membangun bersama di tahun-tahun mendatang.”
Apa artinya bagi saya jika OpenAI dan Microsoft berpisah?
Meski sebagian besar detail negosiasi lebih relevan bagi perusahaan dan investor, jika hubungan mereka berakhir tiba-tibu, ini bisa memengaruhi Copilot Microsoft. Asisten AI ini mengandalkan OpenAI untuk berbagai fitur termasuk suara, visi komputer, dan edit foto.
Ada banyak alternatif chatbot AI, termasuk versi gratis ChatGPT OpenAI. Namun, kami merekomendasikan Claude dari Anthropic.
Jika ingin mencoba alternatif pembuat gambar, kami sarankan Leonardo.Ai untuk karya kreatif serius dan Canva sebagai opsi gratis yang ramah pemula.