Kyle Kucharski/ZDNET
Memilih laptop yang tepat bisa terasa membingungkan—bahkan bagi seseorang seperti saya yang telah berkecimpung di dunia laptop selama bertahun-tahun. Banyaknya opsi, konfigurasi, dan daftar fitur membuat kita mudah kebingungan. Untuk memudahkan, saya akan memecahkannya menjadi tiga kategori utama: sekolah, kerja, dan gaming.
Kebanyakan laptop masuk ke salah satu kategori ini. Meski ada tumpang tindih dalam hal hardware, setiap jenis dirancang untuk tujuan spesifik. Di bawah ini, saya jelaskan ciri khas setiap kategori, fitur penting yang perlu diperhatikan, serta contoh produknya.
Ingat, saran ini berdasarkan pengalaman dan keahlian saya. Pada akhirnya, laptop terbaik adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
—
Cara Memilih Laptop untuk Sekolah
Kyle Kucharski/ZDNET
Saat memilih laptop sekolah, fokuslah pada dua hal: daya tahan baterai dan ketahanan fisik. Siswa membutuhkan laptop yang bisa bertahan seharian penuh, mulai dari kelas hingga sesi belajar sore. Idealnya, cari laptop yang bisa bekerja 12 jam atau lebih. Saya juga merekomendasikan laptop 13- atau 14-inci yang ringan tapi kokoh, mampu menahan benturan atau jatuh sesekali.
Performansi adalah prioritas kedua, terutama jika hanya digunakan untuk mengetik dan browsing. Laptop sekolah tidak dirancang untuk tugas berat seperti rendering 3D atau gaming (meskipun game ringan seperti League of Legends bisa dijalankan di hampir semua laptop).
Beberapa rekomendasi:
- Dell Inspiron 14 Plus: Baterai hingga 21 jam, performa solid dari chipset Snapdragon X Plus, layar Quad HD yang cerah—harga sekitar $600.
- Lenovo Chromebook Plus: Layar sentuh OLED 2K yang menakjubkan dan baterai tahan lama—cocok untuk pengguna aplikasi Google.
- M1 MacBook Air bekas: Sekarang hanya $599 di Walmart. Ringan dan mudah dibawa, meski agak kurang tahan banting.
—
Cara Memilih Laptop untuk Kerja
Kerry Wan/ZDNET
Laptop kerja mencakup berbagai perangkat, tapi satu hal yang pasti: mereka harus powerful. Berbeda dengan laptop sekolah, laptop kerja harus bisa menangani tugas berat seperti konferensi video, editing video, pemrograman, analisis data, dan desain grafis.
Mulailah dengan mencari laptop berprosesor kuat, seperti chip Lunar Lake Intel atau CPU AMD Ryzen AI 300 series. Contohnya Lenovo ThinkPad X9 Aura Edition, yang didukung Intel Core Ultra 7 258V.
Alternatif lain:
- Dell Premium 16: Layar 4K touchscreen dan GPU Nvidia RTX 5070—cocok untuk rendering 3D.
- HP EliteBook Ultra G1i: Webcam 9MP (1440p), layar OLED 2.8K dengan refresh rate 120Hz—ideal untuk panggilan video berkualitas tinggi.
—
Cara Memilih Laptop Gaming
Kyle Kucharski/ZDNET
Untuk laptop gaming, dua faktor terpenting adalah performa dan layar. Jangan terlalu khawatir soal baterai—laptop gaming memang boros daya dan jarang bertahan lama tanpa colokan.
Prioritaskan refresh rate tinggi daripada resolusi. Layar 120Hz memberikan visual lebih halus dengan input lag lebih rendah. Untuk GPU, RTX 50-series adalah pilihan terbaik, tapi generasi sebelumnya masih layak di tahun 2025.
Masalah utama: panas. Laptop gaming mudah kepanasan, jadi pastikan sistem pendinginnya baik. Jika budget terbatas, beli laptop cooling pad.
Rekomendasi:
- Alienware 18 Area-51: Performa luar biasa, layar cerah, desain elegan—meski beratnya hampir 10 pon.
- Lenovo Legion Pro 7i: Layar OLED 240Hz, RAM 32GB (bisa upgrade hingga 96GB), dan prosesor Intel Ultra 9 24-core.
- Asus ROG Zephyrus G14: Lebih ringkas dengan AMD Ryzen 9 dan GPU RTX 4060—cocok untuk gaming dan kerja.
—
Adakah Laptop yang Bisa untuk Semua Kebutuhan?
Ya! Meski laptop spesialis unggul di satu bidang, beberapa model serbaguna bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
Contohnya:
- MacBook Pro M4: Cocok untuk kerja, sekolah, dan gaming (berkat dukungan MetalFX dan ray tracing).
- Dell 14 Plus: Performa solid dengan Intel Ultra 7/9 dan RAM hingga 32GB—harga sekitar $1.000.
- Acer Swift 16 AI: Ringan, baterai efisien, layar OLED 3K 120Hz—bagus untuk kerja, sekolah, dan gaming kasual.
—
Penutup
Saya telah menulis tentang software dan elektronik konsumen selama hampir 10 tahun. Pengalaman remote membuat saya sangat selektif dalam memilih perangkat utama. Saran di atas bukan aturan mutlak, tapi panduan dasar untuk memilih laptop.
Seperti biasa, yang terbaik bergantung pada kebutuhan Anda sendiri.