Para astronom telah mengidentifikasi apa yang mungkin menjadi lubang hitam supermasif baru, dengan perkiraan massa 36 miliar kali massa matahari—sekitar 10.000 kali lebih berat dibanding lubang hitam di pusat Bimasakti. Ini menjadikannya salah satu objek paling masif yang pernah terdeteksi.
Temuan ini, dipublikasikan di Monthly Notice of the Royal Astronomical Society, ditemukan oleh peneliti dari Institute of Cosmology and Gravitation di University of Portsmouth, Inggris, bekerja sama dengan Federal University of Rio Grande di Brazil. Para ilmuwan menemukan tanda-tanda lubang hitam supermasif baru ini dalam lensa gravitasi yang dijuluki “Cosmic Horseshoe,” seperti terlihat di gambar bawah. Lensa gravitasi terjadi ketika gravitasi objek masif, seperti galaksi, begitu kuat hingga membelokkan cahaya dan waktu yang melintas di dekatnya, mendistorsi cahaya dari belakangnya.
Cosmic Horseshoe ditemukan oleh teleskop Hubble pada 2007. Galaksi LRG 3-757 berada di pusatnya, sementara bentuk tapal kuda biru di sekitar objek kuning ini adalah cahaya terdistorsi dari galaksi lain di belakangnya. LRG 3-757 salah satu galaksi paling masif yang pernah diamati, dengan massa 100 kali Bimasakti, dan terletak sekitar 5,6 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Lensa gravitasi yang dikenal sebagai Cosmic Horseshoe, dinamai demikian karena penampakan cincin cahaya biru tidak lengkap yang mengelilingi galaksi pusatnya, LRG 3-757.
Foto: NASA/ESA
Berkat struktur bercahaya ini, astronom berhasil menghitung massa lubang hitam yang diduga berada di pusat LRG 3-757 (meski belum terbukti pasti, galaksi besar umumnya dianggap memiliki lubang hitam di tengahnya). Walau tak ada pengamatan langsung, pengukuran gerak cahaya di cincin dan kecepatan bintang di wilayah dalam galaksi sesuai dengan keberadaan lubang hitam ultramasif. “Dengan menggabungkan dua pengukuran ini, kami yakin lubang hitam itu nyata,” kata Thomas Collett, profesor astrofisika di University of Portsmouth, dalam pernyataan pers.
Collett juga menyatakan lubang hitam sebesar ini mungkin berasal dari penggabungan dua lubang hitam supermasif akibat tabrakan galaksi. Astronom masih memperdebatkan apakah nasib serupa menanti Bimasakti dan galaksi tetangga Andromeda.
Bagaimana dengan TON 618 dan Sejenisnya?
Para penggila astronomi tahu objek paling masif di alam semesta sejauh ini kemungkinan adalah TON 618. Menurut perkiraan terkini, lubang hitam ini bermassa setara 66 miliar matahari—hampir dua kali Cosmic Horseshoe.
Namun, ilmuwan hati-hati menyebut TON 618 sebagai objek paling masif. Jaraknya lebih dari 10 miliar tahun cahaya membuat galaksi induk dan objek di sekitarnya tak bisa diamati secara detail. Sedikit yang diketahui berasal dari analisis kecerahan dan model teoretis untuk memperkirakan ukurannya. Ketidakpastian terlalu tinggi untuk menyatakannya sebagai lubang hitam paling masif yang dikenal.
Sebaliknya, peneliti Portsmouth berargumen lubang hitam Cosmic Horseshoe memberi kepastian observasi lebih baik dibanding lubang hitam jauh seperti TON 618. Mereka mengklaim temuan ini mungkin merupakan lubang hitam paling masif yang terkonfirmasi hingga saat ini.
Artikel ini pertama kali terbit di WIRED en Español dan telah diterjemahkan dari bahasa Spanyol.