Pada akhir pekan lalu, X milik Elon Musk mulai merilis fitur baru bernama “About This Profile,” dan kekacauan pun terjadi.
Dengan fitur ini, pengguna kini dapat melihat lebih banyak informasi mengenai akun orang lain, seperti berapa kali mereka mengganti nama pengguna, kapan mereka bergabung dengan platform, dan lokasi persis mereka berbasis.
Fitur terakhir inilah yang menimbulkan kontroversi yang cukup besar. Para pengguna semakin banyak menemukan bahwa banyak akun influencer MAGA yang terkesan sangat mencintai Amerika ternyata tidak berbasis di Amerika Serikat sama sekali.
Sebagai contoh, @MAGANationX, sebuah akun dengan hampir 400.000 pengikut. Akun tersebut mengklaim dirinya sebagai “Suara Patriot America First,” tetapi fitur baru mengungkapkan bahwa ia sebenarnya berbasis di Eropa Timur. Akun lain bernama @1776General_, yang dalam biografinya mengklaim “Etnis Amerika,” ternyata berbasis di Turki.
Daftarnya terus berlanjut. Akun lain dengan nama pengguna “America First” ternyata berbasis di Bangladesh. Sebuah akun yang telah memposting klaim bahwa Trump menyampaikan “TEPAT” apa yang dia pilih dan mengaku berbasis di Virginia, ternyata adalah akun Eropa Timur lagi. Banyak akun penggemar untuk keluarga Trump juga berbasis di luar negeri, mulai dari penggemar Barron Trump di Eropa Timur hingga akun Nigeria yang dikhususkan untuk Ivanka Trump dan akun Makedonia untuk berita Kai Trump.
Tidak hanya akun-akun MAGA. Sebuah akun yang kini telah dihapus dengan lebih dari 50 ribu pengikut yang dalam biografinya mengklaim sebagai “demokrat yang bangga” dan “pemburu MAGA profesional,” ternyata berbasis di Kenya.
Tujuan dari fitur baru ini, menurut kepala produk X Nikita Bier, adalah untuk membantu pengguna “memverifikasi keaslian konten yang mereka lihat di X.”
Akun-akun tersebut juga mungkin menggunakan VPN. Tetapi untuk mengantisipasi hal itu, seorang reverse engineer mengklaim bahwa X dapat mendeteksi koneksi VPN dan memberi label pada informasi lokasi akun tersebut sebagai “Negara atau wilayah mungkin tidak akurat.” Beberapa akun di X memang menunjukkan pelabelan ini.
Namun, lebih sering daripada tidak, fitur ini dapat membantu pengguna memahami akun mana yang mungkin memiliki agenda terselubung.
Misalnya, beberapa akun dengan konten serupa yang berbohong tentang lokasi mereka dan tampaknya berbasis di wilayah yang sama dapat mengindikasikan bahwa mereka semua adalah bagian dari bot farm.
Akun-akun yang berbohong tentang lokasi mereka juga bisa menjadi alat yang digunakan dalam kampanye pengaruh asing. Baik melalui operasi peternakan bot yang ditingkatkan AI atau dengan membayar pengguna individu, entitas asing dapat mencoba mengubah opini publik atau menyebankan polarisasi politik dengan mendorong narasi palsu dan menebarkan disinformasi. Rusia, Tiongkok, Iran, Israel, dan Amerika Serikat sendiri semuanya telah dituduh menjalankan kampanye pengaruh asing di media sosial. Rusia terlibat dalam kampanye pengaruh asing pro-Trump menjelang pemilihan presiden 2024.