Dulu, fokus utama di dunia audio nirkabel adalah noise cancellation. Artinya, seberapa besar kebisingan yang bisa diblokir oleh earbuds nirkabelmu? Memang, earbuds dengan active noise-cancellation (ANC) mungkin tidak akan pernah benar-benar hilang dari pasar. Tapi, beberapa tahun terakhir, perusahaan audio menyadari bahwa terkadang kita juga perlu sadar dengan lingkungan sekitar. Dari sinilah muncul pasar untuk open earbuds.
Kalau kamu belum tahu, open earbuds adalah jenis earbuds nirkabel yang—daripada memblokir suara—justru membiarkan suara sekitar masuk ke dalam audio Bluetooth-mu. Kenapa sih harus begitu? Banyak alasannya. Misalnya, kalau kamu sedang bersepeda. Di satu sisi, mendengar musik sambil bersepeda itu asik, tapi di sisi lain, kamu juga perlu mendengar suara truk besar yang melaju kencang ke arahmu. Hal yang sama berlaku buat yang suka olahraga lari—bisa mendengar suara lalu lintas dan pejalan kaki bukan cuma nilai tambah, tapi bisa menyelamatkan nyawa, dan earbuds ANC tidak memungkinkan itu. Belum lagi soal kenyamanan.
Bose Ultra Open Earbuds dipasang di daun telinga. © Sherri Smith / Gizmodo
Meskipun bisa memblokir suara bayi yang rewel di pesawat itu keren, memaksakan earbuds masuk ke telinga selama berjam-jam gak selalu nyaman. Open earbuds tidak punya masalah itu. Contohnya, Bose Ultra Open Earbuds desainnya seperti perhiasan, dengan klip yang menempatkan speaker di belakang telinga sehingga lubang telinga tetap terbuka. Kalau kamu skeptis seperti aku, mungkin kamu ragu kualitas suaranya, tapi setelah mencobanya, aku bisa bilang mereka tidak hanya nyaman, tapi juga terdengar sangat bagus.
Tapi, bagaimana kalau aku bilang ada kategori ketiga dari perangkat audio terbuka yang bahkan lebih baik dari open earbuds? Perangkat ini bisa melakukan lebih dari sekadar memutar audio, dan sebenarnya ini adalah "open earbuds" terbaik yang bisa kamu beli—walaupun bukan earbuds sama sekali.
Ya, sekali lagi, aku bicara tentang kacamata pintar.
Aku sudah sering memuji kacamata pintar, tapi salah satu alasan paling underrated kenapa aku suka adalah karena mereka berfungsi sangat baik sebagai produk audio. Aku sendiri pakai Meta Ray-Bans hampir setiap hari. Meskipun tidak selalu jadi solusi utama, mereka yang pertama aku ambil kalau aku perlu mendengar sekitar. Orang-orang yang aku suruh mencoba Meta Ray-Bans selalu kaget dengan kualitas audionya. Memang, kamu gak mau pakai ini saat dengar podcast di kereta penuh, tapi di situasi biasa, mereka bekerja lebih baik dari yang kamu kira. Dengan integrasi Spotify, asisten audio Meta juga cukup fungsional—selama dia mendengar perintahku dengan benar.
Nothing’s Open Ear wireless earbuds. © Adriano Contreras / Gizmodo
Dan bukan cuma musik—ada fungsi yang lebih bagus untuk kacamata pintar sebagai perangkat audio terbuka, yaitu panggilan suara. Aku sering pakai Meta Ray-Bans buat telepon, sampai-sampai kembali pakai earbuds (bahkan yang open-ear) terasa seperti downgrade besar. Dari pengalamanku, Meta Ray-Bans mengalahkan hampir semua open earbuds dalam hal panggilan, bukan cuma karena audionya jernih, tapi juga mikrofonnya jauh lebih bagus.
Meskipun aku suka Bose Ultra Open Earbuds karena kualitas suaranya, mikrofonnya cukup lemah. Nothing’s Ear Open sedikit lebih baik, tapi tetap tidak terlalu bagus. Meta Ray-Bans menggabungkan yang terbaik dari keduanya. Orang yang aku telepon sering bilang suaraku lebih jelas, dan begitu juga sebaliknya. Plus, bisa bergerak bebas saat menelepon itu nilai tambah yang tidak aku sadari sebelumnya.
Tapi itu baru sisi audionya. Seperti yang mungkin sudah kamu tahu, kacamata pintar bisa lebih dari sekadar memutar musik atau menerima panggilan. Jika kamu beralih dari open earbuds, kamu bisa dapat gadget yang juga bisa mengambil foto dan merekam video. Ya, Meta Ray-Bans punya AI, tapi setelah sering (atau mencoba) menggunakan **[Meta AI](