Peluncuran terkoordinasi tersebut memicu reaksi penolakan dari basis pengguna Bluesky, yang menciptakan dan membagikan daftar untuk mempermudah orang lain memblokir semua akun administrasi sekaligus. Per Selasa, sebagian dari 20 akun yang paling banyak diblokir dibuat oleh pemerintahan Trump minggu lalu.
Akun Gedung Putih hanya menarik sekitar 12.000 pengikut. Lebih dari 100.000 pengguna telah mamblokir akun tersebut, menurut situs pelacak blokir Bluesky, Clearsky, menjadikan Gedung Putih sebagai pengguna Bluesky kedua yang paling banyak diblokir. Wakil presiden JD Vance, yang mendaftar pada Juni, masih memegang gelar akun paling banyak diblokir, dengan lebih dari 166.000 pengguna yang memblokirnya.
Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar dari WIRED, tetapi pejabat Gedung Putih mengabaikan kritik tersebut. “Tidak apa-apa. Tidak ada yang bisa mengatakan kami tidak berusaha transparan atau berusaha berkomunikasi dengan sebanyak mungkin orang. Itu intinya.”
Menurut seorang pejabat administrasi yang diberi anonimitas untuk berbicara bebas, keputusan untuk meluncurkan semua akun sekaligus adalah disengaja. “Ini bukan berarti kami memilih tanggal tertentu untuk satu alasan tunggal,” kata pejabat itu kepada WIRED. “Melakukannya sekaligus menjadikannya lebih seperti sebuah pernyataan dibandingkan melakukannya secara bertahap.”
“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk menjangkau segmen besar populasi Amerika yang secara tradisional tidak kami jangkau bahkan di platform media sosial tradisional,” ujar pejabat administrasi tersebut.
Terjadi juga kebingungan mengenai proses verifikasi Bluesky untuk lembaga-lembaga ini, karena perwakilan dari pemerintahan Trump menghubungi tentang proses tersebut pada Kamis, menurut sumber kepada WIRED. Administrasi memutuskan untuk meluncurkan akun-akun tersebut sebelum mendapat jawaban dari Bluesky. Menurut pejabat Gedung Putih, prosesnya “cukup sederhana.”
“Kami menyambut Gedung Putih dan lembaga pemerintah lainnya ke Bluesky,” kata juru bicara Bluesky kepada WIRED. “Kami menghubungi mereka tepat saat mereka bergabung dan memverifikasi akun-akun mereka.”
Billy McLaughlin, mantan direktur konten digital Gedung Putih, membela keputusan administrasi untuk bergabung dengan Bluesky. “Peluncuran berjalan mulus, video perkenalan diterima dengan baik, dan strategi digitalnya tetap menjadi salah satu yang paling canggih dalam politik modern,” kata McLaughlin.