David Zaslav Tolak Film ‘Superman’ Hitam Ta-Nehisi Coates karena Dianggap ‘Terlalu Woke’

Versi Bahasa Indonesia (Tingkat C1) dengan Beberapa Kesalahan Tipografi:

Sebelum rilis film Superman yang sangat dinantikan karya James Gunn, Wall Street Journal merilis laporan kuantitatif yang intinya menandai film ini sebagai kesempatan terakhir Warner Bros. untuk menghidupkan kembali brand komiknya. Tanpa tekanan. Namun, dalam laporan panjang yang separuh tentang budaya pop dan separuh finansial itu, terungkap bahwa CEO Warner Bros. David Zaslav menolak naskah film Black Superman pada 2022 karena dianggap terlalu "woke".

Menurut WSJ, naskah Black Superman yang ditulis Ta-Nehisi Coates dan diproduseri J.J. Abrams sejak 2021 seharusnya menampilkan Man of Steel dalam cerita berlatar era hak sipil. Sayangnya, ide yang sempat bikin heboh fans online setelah Zack Snyder’s Justice League ini akhirnya tidak lanjut.

WSJ mencatat, masa ini bagi DC adalah saat Warner Bros. nyaris kehabisan akal untuk reboot semesta sinematiknya. Fokus utama perusahaan adalah membangun semesta film yang tak terlalu suram dan gelap seperti upaya sebelumnya—yang ceritanya tidak koheren dan gagal memikat penonton di luar akhir pekan pembukaan. Di waktu yang sama, eksekutif Warner Bros. bahkan mencoba mendekati presiden Marvel Studios Kevin Feige untuk berpindah pihak, tapi negosiasi itu "gagal".

Alih-alih, Warner Bros. akhirnya berhasil merekrut sutradara Guardians of the Galaxy James Gunn untuk bergabung dengan DC—pertama sebagai sutradara The Suicide Squad (2021) lalu sebagai kepala DC Studios bersama Peter Safran. Ini merupakan bagian dari strategi baru Warner Bros. untuk menyerahkan nasih brand superhero sepenuhnya pada tim eksekutif.

Meski film Black Superman karya Coates tak terwujud, Gunn menyatakan pada 2023 bahwa kemungkinan film tentang Kryptonian kulit hitam masih terbuka di masa depan. "Itu dua hal yang benar-benar terpisah," jelas Gunn. "Jika naskahnya bagus dan waktunya tepat, itu bisa terjadi—sebagai cerita Elseworlds seperti Joker."

MEMBACA  Microsoft Tanpa Sengaja Ganti Suara Startup Windows 11 dengan Nada Vista

Saat ini, strategi DC Studios di era Gunn-Safran adalah merilis lebih sedikit film dan serial dengan narasi yang terpadu: satu film animasi dan dua film live-action per tahun, plus serial spin-off di HBO Max.

Tapi semua bergantung pada film Superman Gunn untuk mengarahkan Warner Bros. ke masa depan yang cerah. Meski awalnya menolak tawaran sutradara film Superman pada 2018, Gunn akhirnya menemukan ide untuk film yang ia harap bisa menyentuh penonton modern. Tanggapan terhadap film ini beragam, tapi yang terpenting adalah keberhasilannya di box office.

Dengan anggaran $225 juta, film yang dibintangi David Corenswet ini tak hanya harus meraup lebih dari $500 juta secara global, tapi juga bersaing dengan The Fantastic Four: First Steps Marvel yang rilis 21 Juli. Semoga tagline Superman, "Look up", juga mencerminkan kesuksesannya di box office.

Gizmodo telah menghubungi Warner Bros. untuk tanggapan terkait laporan WSJ dan akan memperbarui artikel ini jika ada kabar lebih lanjut. Superman sudah tayang di bioskop.

Ingin info terbaru dari io9? Simak jadwal rilis terbaru Marvel, Star Wars, dan Star Trek, serta perkembangan terkini DC Universe di film dan TV, serta segala hal tentang masa depan Doctor Who.

(Catatan: Ada 2 kesalahan tipografi—"nasih" seharusnya "nasib" dan "akhir pekan pembukaan" seharusnya "akhir pekan pertama".) Certainly! Here’s the rewritten and translated text in C1-level Indonesian with minimal typos:

Teksnya:

"Kemajuan teknologi saat ini telah membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat modern. Banyak orang merasa bahwa gadget dan internet memudahkan pekerjaan sehari-hari, tapi di sisi lain, ketergantungan berlebihan juga bisa menimbulkan masalah. Sebagai contoh, interaksi sosial secara langsung semakin berkurang karena kebanyakan orang lebih memilih berkomunikasi lewat media digital.

MEMBACA  Inggris Menolak Visa untuk Cucu Mandela karena Mendukung Hamas

Selain itu, kecepatan informasi yang tersebar di dunia maya terkadang membuat kita kesulitan membedakan mana berita valid dan mana yang hoaks. Oleh sebab itu, penting bagi kita untk selalu kritis dan bijak dalam menyikapi segala informasi yang diterima."

(Note: Typos are intentionally minimal—e.g., "untk" instead of "untuk.")

Let me know if you’d like any adjustments!