Cara AI Dapat Menyelamatkan Kita dari ‘Hari Kerja Tanpa Akhir’, Menurut Microsoft

Andriy Onufriyenko/Getty

Seberapa sering kamu bekerja di pagi buta, larut malam, atau bahkan di akhir pekan? Entah itu membalas email, memeriksa laporan, atau menghadiri rapat, hari kerja terasa tak pernah berakhir. Hal ini terutama terjadi di era pekerja hybrid dan remote. Setidaknya, salah satu raksasa teknologi ternama memahami keluhanmu.

Dalam laporan khusus berjudul "Memecah Hari Kerja yang Tak Berujung", Microsoft menjelaskan bagaimana dan mengapa hari kerja tanpa henti menghantui banyak profesional. Dirilis pada Selasa, laporan ini merupakan kelanjutan dari "Laporan Tahunan Work Trend Index 2025" sebelumnya, di mana Microsoft mengeksplorasi konsep Frontier Firm—tim hybrid yang dikelola oleh agen AI dan manusia.

Juga: 5 Cara Mengubah Keajaiban AI Penghemat Waktu Menjadi Kekuatan Produktivitas

Dalam laporan terbaru, Microsoft menganalisis cara dan waktu orang menggunakan produk Microsoft 365 seperti Outlook, Teams, dan Office. Tujuannya adalah memetakan durasi hari kerja yang sebenarnya. Hasilnya? Produktivitas terhambat oleh hari kerja yang seolah tiada akhir.

Hari Kerja Tanpa Henti

Hari kerja sering dimulai pukul 6 pagi, dengan 40% orang memeriksa email untuk memprioritaskan tugas. Rata-rata pekerja menerima 117 email sehari—kebanyakan dibaca kurang dari 60 detik. Email satu-ke-satu turun 5% tahun lalu, tapi email massal (20+ penerima) naik 7%.

Pukul 8 pagi, Teams menggantikan email sebagai sarana komunikasi utama. Rata-rata, pekerja menerima 154 pesan Teams per hari. Di seluruh dunia, angka ini naik 6%. Namun, di Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika, kenaikannya mencapai 20%. Sementara di Inggris dan Korea Selatan, pesan melonjak 15%.

Juga: Kemampuan AI Baru Microsoft Hadir di Copilot+ PC—Termasuk untuk Pengguna Windows 11

MEMBACA  Putin tiba di Uzbekistan dalam perjalanan luar negeri ketiga dari masa jabatannya yang baru.

Setelah menangani email dan pesan, waktunya fokus pada pekerjaan inti. Tunggu dulu—datanglah rapat.

Separuh rapat terjadi antara pukul 9-11 pagi dan 1-3 siang. Waktu-waktu ini sebenarnya ideal untuk produktivitas puncak, menurut penelitian sebelumnya. Sayangnya, waktu berharga ini terbuang untuk rapat.

Tak hanya itu, 57% rapat dijadwalkan dadakan tanpa undangan kalender. Bahkan rapat besar (65+ peserta) meningkat pesat—hampir sepertiganya melibatkan orang dari berbagai zona waktu.

Setelah makan siang, banyak pekerja beralih ke aplikasi produktivitas seperti Word, Excel, dan PowerPoint. Tapi, fokus tetap terganggu—rata-rata, mereka diinterupsi setiap 2 menit oleh email, notifikasi, atau rapat dadakan.

Pukul 5 sore, waktunya pulang? Tidak. Pertemuan setelah jam 8 malam meningkat 16%, dan rata-rata pekerja menerima 50+ pesan di luar jam kerja. Bahkan 29% masih memeriksa email sampai pukul 10 malam.

Akhir pekan pun tak luput. Hampir 20% pekerja membuka email sebelum tengah hari di Sabtu/Minggu, dan 5% memeriksanya lagi Minggu malam.

Juga: Mengapa Argumen WFH Bisa Dapat Dorongan Besar dari AI

Hari kerja tanpa ujung adalah kegilaan. Selain menyita waktu produktif, hal ini membuat pekerja kelelahan—dan merugikan perusahaan.

Solusinya? Microsoft menyarankan pemanfaatan AI, terutama AI agents. Meski harapan pada AI kadang berlebihan, ada baiknya menyimak rekomendasinya.

Ikuti Aturan 80/20

Aktivitas ≠ kemajuan. Microsoft menyarankan prinsip Pareto: 20% usaha menghasilkan 80% hasil. Gunakan AI untuk tugas bernilai rendah (rapat rutin, laporan administratif), sehingga manusia bisa fokus pada pekerjaan yang membutuhkan sentuhan manusiawi.

Simak juga keynote Microsoft 365 Community Conference tentang Membangun Future Firm.

Desain Ulang Work Chart

Alih-alih bagan organisasi, gunakan work chart yang berfokus pada hasil. AI bisa mengisi celah tertentu, membebaskan karyawan untuk tugas yang lebih mendalam.

MEMBACA  5 Politeknik Swasta Terbaik Tahun 2025 Menurut Pusat Prestasi Nasional (Penulisan rapi, tanpa echo atau tambahan teks lain, sesuai permintaan.)

Misalnya, peluncuran produk: perubahan harga bisa memakan waktu berhari-hari karena melibatkan banyak departemen. Namun, agensi AI-first seperti Supergood memanfaatkan AI untuk mengintegrasikan data dengan cepat.

Mike Barrett, salah satu pendiri Supernatural (sekarang Supergood), mengatakan:
"AI tidak akan mengambil pekerjaanmu, sama seperti gergaji mesin tidak mengambil pekerjaan tukang kayu. AI adalah alat bantu kreativitas."

Gunakan AI Agents dengan Bijak

Agent bosses mengatasi hari kerja tanpa akhir dengan bekerja lebih cerdas. Misalnya, Alex Farach, peneliti Microsoft, menggunakan tiga AI agents sebagai asisten: satu mengumpulkan riset, kedua menganalisis data, dan ketiga merangkum temuan.

Tantangannya adalah mempelajari cara memanfaatkan AI dengan tepat.
"AI bisa menjadi solusi—jika dipadukan dengan ritme kerja yang baru. Tanpa itu, kita hanya mempercepat sistem yang rusak," tulis Microsoft.

Dapatkan berita terbaru langsung ke inbox-mu dengan Tech Today newsletter.