Menurut laporan terbaru, chatbot AI populer seperti ChatGPT dari OpenAI, Gemini Google, DeepSeek, dan Grok dari xAI didapati mempromosikan propaganda negara Rusia dari entitas yang telah disanksi—termasuk dengan menyitir media pemerintah Rusia, situs-situs yang terkait dengan intelijen Rusia, atau narasi pro-Kremlin—ketika ditanya mengenai perang di Ukraina.
Para peneliti dari Institute of Strategic Dialogue (ISD) menyatakan bahwa propaganda Rusia telah menyasar dan mengeksploitasi *data voids*—situasi di mana pencarian untuk data real-time menghasilkan sedikit temuan dari sumber yang kredibel—untuk menyebarkan informasi palsu dan menyesatkan. Penelitian ISD mengklaim bahwa hampir seperlima dari respons terhadap pertanyaan tentang perang Rusia di Ukraina, di keempat chatbot yang mereka uji, menyitir sumber-sumber yang dikaitkan dengan negara Rusia.
“Hal ini mempertanyakan bagaimana seharusnya chatbot menangani referensi ke sumber-sumber tersebut, mengingat banyak di antaranya telah disanksi di Uni Eropa,” ujar Pablo Maristany de las Casas, seorang analis di ISD yang memimpin penelitian tersebut. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai kemampuan model bahasa besar (LLM) dalam membatasi media yang disanksi di UE, yang menjadi perhatian yang semakin besar seiring dengan lebih banyaknya orang yang menggunakan chatbot AI sebagai alternatif mesin pencari untuk memperoleh informasi secara real-time, klaim ISD. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 September 2025, pencarian ChatGPT memiliki sekitar 120,4 juta penerima aktif bulanan rata-rata di Uni Eropa menurut data OpenAI.
Para peneliti mengajukan 300 pertanyaan netral, bias, dan “berbahaya” kepada chatbot-chatbot tersebut terkait persepsi tentang NATO, perundingan perdamaian, rekrutmen militer Ukraina, pengungsi Ukraina, serta kejahatan perang yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina. Para peneliti menggunakan akun terpisah untuk setiap kueri dalam bahasa Inggris, Spanyol, Perancis, Jerman, dan Italia dalam sebuah eksperimen pada bulan Juli. Masalah propaganda yang sama masih ditemukan pada bulan Oktober, kata Maristany de las Casas.
Di tengah sanksi luas yang dikenakan terhadap Rusia sejak invasi skala penuhnya ke Ukraina pada Februari 2022, pejabat Eropa telah menjatuhkan sanksi pada setidaknya 27 sumber media Rusia untuk menyebarkan disinformasi dan memutarbalikkan fakta sebagai bagian dari “strategi mendestabilisasi” Eropa dan negara-negara lain.
Penelitian ISD menyebutkan bahwa chatbot-chatbot itu menyitir Sputnik Globe, Sputnik China, RT (sebelumnya Russia Today), EADaily, Strategic Culture Foundation, dan R-FBI. Beberapa chatbot juga dikabarkan menyitir jaringan disinformasi Rusia serta jurnalis atau influencer Rusia yang mengamplifikasi narasi Kremlin, menurut penelitian itu. Penelitian serupa sebelumnya juga menemukan 10 chatbot paling populer meniru narasi Rusia.
Juru bicara OpenAI, Kate Waters, mengatakan kepada WIRED dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaannya mengambil langkah-langkah “untuk mencegah orang menggunakan ChatGPT menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan, termasuk konten semacam itu yang terkait dengan aktor yang didukung negara,” dengan menambahkan bahwa ini adalah masalah lama yang coba ditangani perusahaan dengan meningkatkan model dan platformnya.