Sabrina Ortiz/ZDNET
Poin-poin utama ZDNET
- Apple dikabarkan sedang mengembangkan mesin pencari berbasis AI.
- Pengalaman pencarian AI ini mungkin memiliki aplikasi mandiri dan bisa memperkuat Siri.
- Rilis yang tepat waktu dan strategis mengikuti kesuksesan mesin pencari AI lainnya.
Dengan peluncuran Apple Intelligence, Apple berusaha memasuki ruang AI meski agak terlambat. Namun, beberapa penundaan fitur yang paling dinanti, termasuk Siri 2.0, membuatnya sulit bersaing dengan kompetitor yang lebih mapan. Laporan terbaru mengungkap produk AI yang sedang dikembangkan, yang mungkin bisa memperkuat posisi Apple.
Pada Minggu, Mark Gurman dari Bloomberg melaporkan dalam buletin Power On bahwa tim Answers, Knowledge, and Information (AKI) Apple yang baru dibentuk sedang mengerjakan pesaing ChatGPT. Produk ini akan memudahkan pengguna mengakses informasi luas yang tersedia di pencarian tradisional.
Apple belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Apa produknya?
Laporan menyebutkan produk ini dirancang sebagai "answer engine" yang bisa memberikan jawaban untuk pertanyaan pengetahuan umum dengan memanfaatkan web. Ini adalah perubahan besar dari pendekatan saat ini, karena Apple tidak pernah mengembangkan mesin pencarinya sendiri, bahkan di era pra-AI. Ketika harus mengintegrasikan generative AI, mereka mengandalkan ChatGPT dari OpenAI untuk memberi jawaban yang tak bisa diakses Siri.
Catatan: Ziff Davis, perusahaan induk ZDNET, mengajukan gugatan terhadap OpenAI pada April 2025, dengan tuduhan melanggar hak cipta Ziff Davis dalam pelatihan dan pengoperasian sistem AI-nya.
Apple juga dikabarkan sedang mempertimbangkan pembuatan aplikasi mandiri untuk pengalaman ini, serta infrastruktur back-end yang dapat mendukung kemampuan pencarian untuk produk Apple lainnya seperti Siri, Spotlight, dan Safari di masa depan. Ini bisa menjadi keuntungan besar bagi pengguna, karena memungkinkan mereka mengakses informasi yang dibutuhkan secara alami dalam aplikasi favorit mereka di ekosistem Apple. Aplikasi mandiri ini juga bisa menjadi pesaing serius bagi mesin pencari AI lain di pasaran, seperti ChatGPT, Copilot, Gemini, dan Perplexity—yang sudah tersedia di iOS—dengan kelebihan bahwa produk ini akan native untuk ekosistem Apple.
Semakin banyak pengguna beralih ke mesin pencari AI untuk melakukan kueri. Pew Research Center baru saja merilis laporan yang menunjukkan pengguna Google cenderung tidak mengklik tautan ketika ringkasan AI muncul, mungkin karena mereka menemukan semua informasi yang dibutuhkan dalam ikhtisar tersebut. Akibat permintaan ini, semakin banyak perusahaan meluncurkan mesin pencari AI mereka sendiri, membuat langkah Apple untuk menjelajahi bidang ini menjadi strategis.
Langkah ini sangat relevan sekarang, karena gugatan antitrust Departemen Kehakiman AS terhadap Google memasuki fase penyelesaian, yang mungkin mengakhiri kesepakatan miliaran dolar yang menjadikan Google sebagai mesin pencari default di perangkat Apple.
Apa yang bisa dilakukan Apple untuk menonjol?
Keunggulan Apple adalah dapat mengintegrasikan versi sendiri dari mesin pencari AI langsung ke produknya, yang digunakan miliaran orang setiap hari. Jika Apple bisa menciptakan pengalaman pencarian yang fungsional dan benar-benar membantu pengguna mendapatkan informasi lebih cepat, ini tidak hanya menjadi fitur yang dinikmati saat mencari info baru, tetapi juga mengoptimalkan pengalaman lain di ponsel mereka.
Misalnya, bayangkan Siri yang bisa menarik informasi langsung dari web, memahami maksud pengguna, dan memberikan respons secara percakapan. Meskipun sebagian besar ini seharusnya menjadi fitur Siri 2.0, mesin pencari AI native dapat meningkatkan kemampuannya dengan menarik data langsung dari produk Apple, bukan mengandalkan pengalaman third-party yang terbatas. Pengalaman pencarian AI ini juga bisa diakses di aplikasi seperti Pesan atau Mail untuk mendapatkan informasi real-time tentang apa yang sedang dikomunikasikan—alat yang berguna bagi pengguna.
Keuntungan tambahan lainnya adalah kemungkinan mempertahankan tampilan dan antarmuka yang konsisten dengan ekosistem Apple, yang tidak hanya familiar bagi pengguna, tetapi juga lebih disukai. Misalnya, ketika ditanya chatbot mana yang paling cocok, saya biasanya menyarankan pengguna yang sudah terbiasa dengan ekosistem Google untuk menggunakan Gemini, karena meskipun fungsinya sama dengan yang lain, tampilan dan nuansanya mirip produk Google, sehingga lebih cocok.
Namun, sulit mengalahkan Google, yang telah mendominasi pasar pencarian selama beberapa dekade. Contohnya, Bing mencoba mengejar ketertinggalan dengan integrasi AI-nya, dan meskipun berhasil meningkatkan pengguna aktif harian hingga lebih dari 40 juta, tetap kalah dibandingkan pangsa pasar Google. Menurut StatCounter, pada Juli 2025, Google menguasai 90% pangsa pasar mesin pencari global, sementara Bing hanya 4%. Meski angka ini kurang menggembirakan, tampaknya Apple tidak berusaha bersaing di ruang AI, melainkan ingin memperkaya apa yang bisa dimanfaatkan pengguna dan memperkuat rangkaian alat AI-nya.