Bisakah AI Akhirnya Membebaskanmu dari Kantor? Mayoritas Pekerja Percaya Iya

gremlin/E+ via Getty Images

Intisari ZDNET:

  • Alat AI mulai mengambil alih tugas-tugas pekerjaan yang sempit dan rutin.
  • Mayoritas responden menyatakan AI juga dapat membantu keseimbangan hidup-kerja mereka.
  • Teknologi ini juga memicu kekhawatiran akan burnout dan masalah lainnya.

    Dapatkan liputan teknologi ZDNET yang lebih mendalam: Tambahkan kami sebagai sumber pilihan Google di browser Chrome dan Chromium.

    Kecerdasan buatan (AI) sedang mempercepat pergeseran budaya dari pekerjaan di dalam kantor, menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak IT, GoTo, dan firma riset pasar Workplace Intelligence.

    Berdasarkan survei terhadap 2.500 pekerja (yang mewakili sampel merata dari karyawan in-office, hybrid, dan remote) di 10 negara, studi tersebut menemukan bahwa model AI generatif, platform kolaborasi kerja berbasis AI, dan alat otomatisasi lainnya mempermudah karyawan untuk bekerja dari jarak jauh. Sedikit lebih dari separuh (51%) responden menyatakan bahwa teknologi "pada akhirnya akan membuat kantor fisik menjadi usang," menurut siaran pers.

    Mayoritas responden juga yakin bahwa penggunaan AI dapat meningkatkan keseimbangan hidup-kerja mereka (71%), memungkinkan mereka bekerja dari mana saja tanpa mengorbankan tingkat produktivitas mereka saat ini (66%), dan memungkinkan mereka memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan saat bekerja remote (65%).

    "AI dengan cepat berevolusi dari sekadar alat bantu menjadi kekuatan fondasional yang membentuk masa depan pekerjaan," kata CEO GoTo, Rich Veldran, dalam sebuah pernyataan. "Seiring teknologi ini matang, mereka meruntuhkan hambatan menuju cara kerja yang lebih fleksibel sembari meningkatkan kolaborasi tatap muka di mana hal itu paling berdampak."

    Studi Veldran dan perusahaannya menunjukkan bahwa adopsi alat AI oleh perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif dan harmonis. Namun, di saat banyak bisnis aktif mendorong karyawannya untuk menghabiskan lebih banyak waktu di kantor pasca pandemi COVID-19, hasil survei ini tampak sedikit kontradiktif: Perusahaan menghadapi tekanan besar untuk mengadopsi alat AI dengan cepat, tetapi penggunaan alat-alat tersebut justru dapat menumbuhkan keyakinan di kalangan karyawan bahwa kembali ke kantor didasarkan pada model kerja yang sudah ketinggalan zaman.

    Seberapa besar dampak alat-alat ini pada pekerjaan juga bergantung pada seberapa banyak potensinya yang benar-benar terealisasi. Rilis terbaru (dan sangat dihebohkan) seperti ChatGPT Codex OpenAI, GPT-5, dan Study Mode sejauh ini menerima tanggapan yang beragam, pada kondisi terbaiknya.

    Janji versus Realita

    Studi ini juga seolah membenarkan klaim pemasaran inti yang diusung oleh beberapa pengembang teknologi terkemuka, yang menjanjikan bahwa AI akan meningkatkan produktivitas karyawan dan—yang lebih penting—kesejahteraan mereka.

    Secara umum, idenya adalah bahwa gelombang otomatisasi baru ini akan membebaskan pekerja manusia dari tugas-tugas membosankan dan menyita waktu yang secara historis menghabiskan sebagian besar hari kerja, sehingga memungkinkan kita untuk fokus pada hal-hal yang lebih bermakna. Dan meskipun beberapa pemimpin teknologi mengakui bahwa beberapa pekerjaan (atau bahkan seluruh kategori pekerjaan) mungkin hilang dalam gelombang AI yang sedang berlangsung, mereka juga mencoba meredakan kecemasan dengan memprediksi bahwa pekerjaan baru akan tercipta untuk menggantikan yang hilang, atau bahwa kita semua akan segera hidup dalam dunia yang begitu melimpah dan makmur sehingga pekerjaan itu sendiri bisa menjadi usang.

    Sejauh ini, realitanya jauh lebih rumit. Banyak organisasi telah mulai menerapkan alat AI, seperti agen, ke dalam operasi sehari-hari mereka, yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang nilai agency manusia di tempat kerja, sejauh mana AI dapat mengikis keterampilan berpikir kritis di kalangan pekerja manusia, dan hubungan antara penggunaan berat teknologi ini dan kelelahan (burnout) karyawan.

MEMBACA  32+ Penawaran Ponsel Terbaik Black Friday 2024: Penjualan Awal Sudah Tersedia Sekarang