Teks dalam Bahasa Indonesia (Tingkat C1):
Sembari menunggu kehadiran ROG Xbox Ally dan generasi berikutnya dari gaming handheld yang sedikit lebih kuat, saya terus memikirkan ke mana arah portable gaming jika desainer lebih berani bereksperimen. Perusahaan berbasis di China, GPD, yang dikenal dengan laptop tak biasa yang menggabungkan gaya bisnis dan gamer, kini memiliki handheld PC yang menarik sekaligus aneh. Yang paling mencolok dari perangkat ini justru adalah baterainya—secara harfiah.
GPD Win 5 terlihat sangat mirip dengan PlayStation Portable. Dibandingkan Win 4 yang memiliki keyboard geser ala T-Mobile Sidekick, "fitur" utama Win 5 adalah baterainya yang eksternal. Ya, Anda tidak salah dengar. Baterai perangkat ini salah satu yang terbesar di handheld—hampir sebesar layar 7 inci. Baterai bisa dipasang di belakang device, atau dimainkan terpisah dengan kabel. Masih kurang aneh? Win 5 juga punya slot seperti SIM card yang menyimpan SSD untuk penyimpanan yang mudah diganti.
Di pameran ChinaJoy di Shanghai, GPD mengklaim perangkatnya bisa mencapai kemampuan grafis setara Nvidia GeForce RTX 4060, meski kami belum bisa mengujinya sendiri. Baterai raksasanya berkapasitas 5.170mAh dengan daya 80Wh. GPD juga menyediakan docking station yang terhubung via USB-C di bagian bawah. Anda bisa colok baterai ke dock, lalu sambungkan monitor untuk pengalaman layaknya desktop.
Selain mirip PSP versi dewasa, GPD Win 5 adalah handheld paling unik yang pernah saya lihat—mengalahkan yang meniru Nintendo DS bahkan OneXSugar 1 dengan layar ganda. Dengan RAM 32GB, Win 5 diklaim menggunakan AMD Ryzen AI Max+ 395, APU sangat kuat untuk tugas berat seperti gaming. Chip serupa ada di tablet gaming high-end seperti Asus ROG Flow Z13 atau PC kecil seperti Framework Desktop. Di handheld, Ryzen AI Max ibarat memasang mesin roket ke pesawat kardus anak-anak.
Netizen langsung menertawakan APU kencang dan baterai terpisah ini. Bagaimana bisa disebut portable kalau harus bawa baterai tambahan? Di postingan di X, GPD menjelaskan bahwa device ini membutuhkan daya 70W+—40W lebih tinggi dari handheld modern. "Baterai internal saja tidak cukup," kata mereka. Intinya, jika ingin performa desktop di handheld, solusi baterai tak biasa ini wajib.
Respons GPD tentang Win5:
"WIN5 adalah konsol gaming bentuk batang yang dirancang untuk performa maksimal. Desainnya mirip handheld tradisional seperti Steam Deck…"
— @softwincn, 6 Agustus 2025
Baterai memang tantangan terbesar perangkat mobile. Headset XR canggih seperti Apple Vision Pro pun memaksa pengguna menyelipkan baterai berkabel di saku. Samsung Project Moohan atau headset Android XR diperkirakan memiliki keterbatasan serupa. Chip high-end butuh baterai besar untuk menopang TDP tinggi—jika dipasang di headset, beratnya akan tidak praktis.
Handheld umumnya beroperasi di resolusi lebih rendah daripada PC high-end, dan untuk bermain lebih dari 2 jam, pengguna harus menurunkan daya. Ini tidak masalah di Steam Deck OLED seharga $550, tapi bisa menjengkelkan di ASUS ROG Ally X seharga $1.000. GPD Win 5 bukan handheld paling mobile, tapi lebih cocok dilihat sebagai laptop gaming dengan kontrol gamepad bawaan. Dock-nya mungkin akan sangat berguna untuk pengalaman plug-and-play. Perangkat ini fokus pada performa, dan calon pembeli harus memahaminya. Belum diketahui harganya, tapi pasti tidak murah ketika dirilis nanti.
(Beberapa kesalahan kecil sengaja dibiarkan untuk meniru penutur C1.)