Paparan tak terduga terhadap rodentisida mengubah babi liar di California menjadi biru, menurut otoritas setempat.
“Ini bukan biru biasa,” kata Dan Burton, pemilik perusahaan pengendalian satwa liar di Salinas, California, kepada The Los Angeles Times. “Ini biru neon, biru seperti blueberry.”
Burton termasuk salah satu penjebak pertama yang menemukan babi liar lokal berubah warna biru di bagian dalam. Investigasi lanjutan oleh Departemen Perikanan dan Satwa Liar California (CDFW) menemukan bahwa babi-babi tersebut telah mengonsumsi rodentisida antikoagulan diphacinone, racun yang digunakan petani untuk mengendalikan populasi tikus, tupai, dan hewan kecil lainnya. Zat ini sering diberi pewarna untuk menandainya sebagai racun, lapor CDFW, yang mungkin menjelaskan mengapa babi berubah warna biru pada otot dan lemaknya.
Umpan pestisida beracun biasanya diwarnai biru sebagai penanda racun. Kredit: California Department of Fish and Wildlife
Investigasi Burton menemukan bahwa babi yang keracunan sering mendekati stasiun umpan tupai, yang digunakan petani lokal untuk mengendalikan populasi tupai yang merusak tanaman. Namun, karena dosis diphacinone dalam umpan sangat kecil, babi-babi ini tidak menunjukkan gejala sakit meski berwarna biru.
Memakan hewan yang keracunan rodentisida ini bisa menyebabkan paparan racun sekunder, kata CDFW. Karena itu, mereka memperingatkan pemburu untuk tidak mengonsumsi hewan liar yang terlihat biru dan melaporkan penemuan tersebut ke otoritas. Secara umum, pemburu disarankan lebih berhati-hati di area dengan program pengendalian tikus, karena hewan yang terpapar belum tentu berwarna biru.
“Pemburu harus sadar bahwa daging hewan buruan, seperti babi liar, rusa, beruang, atau angsa, bisa terkontaminasi bila hewan tersebut terpapar rodentisida,” ujar Ryan Bourbor, koordinator investigasi pestisida di CDFW, dalam pernyataan resmi.
Ini bukan pertama kalinya babi liar keracunan racun tikus teridentifikasi. Pada 2018, sebuah studi CDFW menemukan jejak rodentisida pada sekitar 8,3% babi liar di sekitar area pertanian atau permukiman dengan program pengendalian tikus. Penelitian lain tahun 2011 dan 2023 menyatakan bahwa memasak daging yang terkontaminasi diphacinone tidak menghilangkan racunnya, dan konsumen bisa mengalami gejala keracunan seperti lesu.
Pada 2024, California melarang penggunaan diphacinone kecuali di lokasi bersertifikat, sebagai bagian dari upaya melindungi satwa liar dari keracunan tak disengaja. CDFW meminta masyarakat melaporkan hewan liar dengan lemak atau jaringan berwarna biru ke [email protected] atau (916) 358-2790.