Apple, khususnya Apple Watch, mendapat pukulan ganda secara hukum pada hari Jumat. Sebuah juri memutuskan melawan raksasa teknologi itu dan memerintahkannya untuk membayar $634 juta kepada perusahaan teknologi kesehatan Masimo. Di hari yang sama, Komisi Perdagangan Internasional AS (ITC) mengumumkan akan meninjau ulang kemungkinan penerapan larangan impor terhadap Apple Watch—juga terkait kekhawatiran yang berhubungan dengan Masimo.
Ini merupakan kemenangan ganda yang sangat besar bagi Masimo, yang perang hukumnya selama bertahun-tahun melawan Apple begitu luas dan tampaknya tak berujung.
Apple memberikan pernyataan kepada Yahoo Finance sehubungan dengan hal tersebut. Seorang perwakilan menyatakan bahwa “Selama enam tahun terakhir” Masimo telah menggugat di berbagai pengadilan dan “mengajukan lebih dari 25 paten, yang sebagian besarnya telah dinyatakan tidak valid.” Putusan dalam kasus ini menyangkut sebuah paten yang, menurut klaim Apple, “telah kadaluarsa pada tahun 2022 dan spesifik untuk teknologi pemantauan pasien historis dari beberapa dekade lalu.”
Pada tahun 2024, Apple menghilangkan fitur monitor oksigen darah untuk menghindari larangan impor. Apple Watch yang didesain ulang dan kini kembali diawasi ketat oleh ITC bukanlah model yang baru saja dinyatakan juri melanggar paten Masimo.
Penting untuk diketahui, teknologi Masimo utamanya dirancang untuk penggunaan di rumah sakit dan klinik, namun mereka mengklaim bahwa Apple telah menjiplak teknologi pulse-oximetry mereka yang dipatenkan untuk digunakan dalam fungsi pelacakan latihan dan detak jantung di jam tangan. Argumen Apple bahwa paten tersebut telah kadaluarsa pada 2022 dan bahwa Apple Watch adalah gadget konsumen bukan alat rumah sakit, ternyata gagal meyakinkan juri.
Sementara itu, perintah dari ITC tertanggal 14 November menyatakan bahwa komisi kini akan menyelidiki apakah upaya Apple untuk mengakali larangan impor sebelumnya juga melanggar paten dari Masimo. “Proses ini tidak memberikan kesempatan untuk memperdebatkan kembali pembelaan lain yang sudah, atau seharusnya, disidangkan dalam penyelidikan pelanggaran yang mendasar,” bunyi perintah tersebut.
Sudah banyak lika-liku dalam ‘sinetron’ Apple versus Masimo. Yang paling menghibur mungkin ketika Apple memenangkan gugatan balik terhadap Masimo tahun lalu, setelah Masimo menciptakan produk jam tangan pintarnya sendiri—dan Apple diberikan ganti rugi sebesar $250. Klaim Apple adalah bahwa Masimo melanggar paten desainnya, dan para perwakilan menyatakan bahwa tujuan utama dari gugatan tersebut adalah sebuah injunksi, bukan ganti rugi.
Seluruh urusan rumit ini konon bermula pada tahun 2013, ketika Apple pertama kali mencari dialog dengan Masimo tentang pembuatan jam tangan yang dapat memantau denyut nadi orang, dan kemudian berakhir dengan mempekerjakan dua mantan eksekutif Masimo dengan gaji dua kali lipat dari yang mereka dapatkan sebelumnya, menurut sebuah cerita di Los Angeles Times. Tidak berhenti disitu, menurut insinyur Masimo Joe Kiani, Apple merekrut lebih banyak lagi dari staf Masimo, bukan hanya dua eksekutif. “Banyak dari orang-orang saya tidak pergi, tapi mereka tetap membawa 20 orang dari tim saya,” klaim Kiani.
Sebuah artikel di Wall Street Journal tahun 2023 merinci bagaimana Apple diduga mencari kemitraan dari perusahaan-perusahaan kecil, termasuk Masimo, dan kemudian terlibat dalam praktik yang dituding setara dengan mencuri ide. “Ketika Apple tertarik pada sebuah perusahaan, itu adalah ciuman kematian,” kata Kiani dari Masimo kepada Journal.
Masimo menggugat pada tahun 2020 atas tuduhan pencurian rahasia dagang. Gugatan itu berakhir dengan juri yang deadlock.