Electronic Arts dan BioWare akan mengakhiri dukungan untuk game multiplayer online mereka, Anthem, pada 12 Januari mendatang, yang secara efektif membuat game tersebut tidak dapat dimainkan. “Anthem dirancang sebagai game online, jadi begitu server dimatikan, game ini tidak akan bisa dimainkan lagi,” tulis BioWare dalam pengumuman resmi. Pada 15 Agustus, game ini akan dihapus dari daftar EA Play.
Saat ini, pemain tidak bisa membeli mata uang dalam game, tetapi mereka masih bisa menggunakan sisa saldo yang dimiliki hingga server dimatikan. Pengembang BioWare yang mengerjakan Anthem tidak akan di-PHK meskipun game ini berakhir. Kabar penutupan ini muncul di tengah tekanan dari pemain yang meminta perusahaan untuk membuat rencana “akhir masa layanan” bagi game-game berbasis layanan.
Pengembangan Anthem memakan waktu hampir tujuh tahun, dengan berbagai perubahan arah yang signifikan. Saat diluncurkan pada 2019, game ini mendapat banyak kritik karena dinilai tidak konsisten, penuh bug, dan membosankan. Meskipun BioWare dan EA sempat berencana untuk memperbaiki game ini melalui proyek Anthem Next, mereka akhirnya membatalkannya pada 2021 karena fokus ke game lain. Namun, layanan online-nya tetap berjalan.
Di forum resmi EA, para penggemar meminta mode offline agar bisa tetap memainkan Anthem tanpa server. “Mematikan game sepenuhnya tanpa refund adalah preseden buruk,” tulis salah satu pemain. “Jika kamu membeli game, kamu harus bisa memainkannya.” Pemain lain menambahkan bahwa ini menunjukkan game layanan bersifat sekali pakai, terlepas dari investasi waktu dan uang pemain.
Video game bisa hilang karena berbagai alasan, seperti masalah lisensi, kode yang hilang, atau media fisik yang sudah tidak bisa dimainkan. Keputusan BioWare untuk menghentikan Anthem mencerminkan masalah yang coba dilawan oleh Stop Killing Games, gerakan konsumen yang menentang praktik penghapusan game tanpa alternatif. “Banyak game dijual tanpa tanggal kedaluwarsa, tapi dibuat tidak bisa dimainkan begitu dukungan dihentikan,” tulis situs mereka. Praktik ini merugikan konsumen dan menghambat pelestarian.
Stop Killing Games tidak bisa mencegah penutupan Anthem, tetapi pendirinya, Ross Scott, menyebut ini contoh yang ingin mereka cegah di masa depan. Tujuannya adalah memutus siklus agar game-game lain tidak bernasib sama. Bagi mereka, menghancurkan game sama seperti menghapus warisan budaya. Yang mereka inginkan adalah rencana cadangan agar game tetap bisa dimainkan meski tanpa server.