Anjing peliharaan itu menyebalkan, kan? Maksudku, beneran. Mereka berbulu, imut, dan polos. Kamu harus kasih makan, kasih sayang, hormati otonomi sama kebutuhan dasarnya. Buat apa? Cinta hampir tanpa syarat? Siapa yang punya waktu buat semua itu? Pasti bukan aku.
Tugasku itu komputer, dan aku butuh efisiensi—teman praktis yang hidup saat aku mau dan diem pas aku harus selesin laporan TPS sebelum akhir hari biar korporat bisa bahas roadmap akhir tahun. Ngerti? Aku juga enggak; mending AI aja yang rangkumin. Oke, maaf, bercanda. Sekarang serius—atau harusku bilang… Sirius.
Sirius adalah anjing robot seharga $1.200 buatan Hengbot, perusahaan yang mungkin belum pernah kamu dengar. Ini bagian dari keturunan panjang anjing robot, dari Sony, Xiaomi, Fisher-Price, sampai anjing mekanik tahun 1960 bernama Gaylord the Pup (beneran, nggak bohong). Tapi Sirius bukan cuma Gaylord biasa—dia anjing robot dengan… AI. Pakai model bahasa besar (LLM) kayak ChatGPT, Sirius bisa paham perintah suara. Bisa suruh apa? Ya… beberapa hal.
Kelebihan:
- Gerakannya mirip anjing
- AI untuk perintah bahasa alami
- Kompatibel dengan game controller
Kekurangan:
- Sering jatuh
- Masalah konektivitas
- Perintah suara kadang enggak jalan
- Kurang imut
Pas demo, Sirius bisa dengar perintah kayak "duduk", "salam", atau "kencing" (meski aku nggak sarankan latihin anjing beneran buat yang terakhir). Cara aktifinnya simpel: bilang "Hey, Sirius" terus kasih perintah. Tapi, Sirius harus terhubung Wi-Fi—nggak ada prosesor onboard, soalnya ini bukan iPhone. Ngomong-ngomong iPhone, hati-hati teriak "Hey, Sirius" soalnya mirip banget sama asisten suara lain yang lagi bermasalah sama AI. Aku nggak tau apa yang terjadi kalau suruh iPhone "kencing", dan jujur, aku nggak pengin tau.
Aku nggak bisa tes perintah suara karena masalah koneksi Wi-Fi, tapi dari demo, asisten suara Sirius selevel Apple—alias mediocre. Kadang perintah kepahami, kadang enggak. Tapi yang lebih parah? Jalan. Anjing ini sering jatuh, dan beda sama anjing beneran, dia nggak bisa bangun sendiri. Banyak waktu ujiku habis buat nyelametin Sirius dari jatuhnya sendiri. Aku udah punya masalah sendiri, nggak perlu ditambah robot jatuh-jatuhan.
Dengan game controller, aku coba ajak Sirius jalan-jalan di kantor, tapi dia sering jatuh pas disuruh maju atau gerak samping—lebih dramatis dari Ronaldo pas timnya kalah 2-1. Anjing beneran lebih lihai gerak. Tapi kalau nggak jatuh, kamu bisa suruh Sirius lompat ke empat arah atau duduk sambil mengeong kayak kucing. Lucu sih!
Yang keren dari Sirius: aktuatornya bisa simulasi gerakan anjing beneran. Tapi, ada yang uncanny valley—apalagi dengan mata robot tunggal di wajahnya. Meski punya kamera dan bisa lacak wajah, Sirius nggak bisa ikutin kamu kayak Cyberdog Xiaomi. Sayang banget.
Jadi, Sirius ini buat siapa? Aku nggak tau.
- Mainan buat dewasa yang pengin temen AI?
- Harusnya imut kayak Furby atau Aibo? Kalau iya, kurang berhasil.
Secara fungsi, dia lebih bisa dibanding anjing robot jaman dulu, tapi… kurang seru.Gadget—termasuk anjing robot—biasanya ada dua jenis: mainan (fun tapi nggak banyak fungsi) atau alat (berguna buat kebutuhan). Sirius nggak masuk kedua kategori. Tapi ya, resikonya rendah. Aku nggak tau anjing robot ini buat siapa, tapi beberapa anjing emang nggak punya majikan, kan? Tapi biasanya, anjing kayak gitu akhirnya dibawa ke penampungan…