Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memperbarui permohonannya untuk lebih banyak senjata jarak jauh dan pertahanan udara setelah serangan misil menewaskan tujuh orang termasuk dua anak-anak. Serangan Rusia di kota Vilniansk, dekat kota Zaporizhzhia di tenggara, juga melukai 31 orang lainnya, kata pejabat Ukraina. Secara total, setidaknya 11 warga sipil tewas dan 37 lainnya terluka dalam serangan misil di seluruh Ukraina pada Sabtu, Reuters melaporkan. “Kota-kota dan masyarakat kami menderita setiap hari dari serangan Rusia seperti ini,” tulis Bapak Zelensky dalam sebuah pos di Telegram. Namun dia menambahkan bahwa ada “cara untuk mengatasi ini”, termasuk “menghancurkan peluncur misil Rusia, menyerang dengan kemampuan jangkauan jarak jauh yang nyata dan meningkatkan jumlah sistem pertahanan udara modern”. Dia memposting gambar dari Vilniansk yang menunjukkan lubang besar dekat bangunan yang masih bernanah, serta beberapa jenazah yang ditata di tanah. Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin mengatakan dua misil menghantam kota tersebut, merusak infrastruktur, sebuah toko, dan bangunan-bangunan tinggal. Kementerian pertahanan Rusia belum memberikan komentar secara publik tentang serangan itu. Di saluran Telegramnya sendiri, mereka memposting rekaman serangan misil pada sebuah rel kereta yang diklaim berada di dekat pemukiman Ukrainka – kurang dari enam mil (10 km) dari Vilniansk – dan digunakan oleh pasukan Ukraina untuk membongkar senjata dan peralatan militer. Bapak Kostin juga mengatakan empat orang tewas dan tujuh terluka dalam serangan artileri di tiga desa dekat garis depan di wilayah Donetsk timur. Sekutu Barat telah memberikan Ukraina sejumlah senjata jarak jauh – termasuk misil Scalp dari Prancis, Storm Shadow dari Inggris, dan ATACMS dari AS – serta sistem pertahanan udara Patriot buatan AS. Namun, aliran senjata dari AS – pemasok senjata terbesar Ukraina jauh – terhenti pada awal 2024 setelah RUU yang menunjuk bantuan militer lebih lanjut tertunda di Kongres. Undang-undang tersebut akhirnya disahkan pada April, dan sistem pertahanan udara dan misil jarak jauh tiba di garis depan bulan berikutnya. Namun Ukraina menyalahkan kerugian jiwa dan keuntungan wilayah Rusia dalam periode tersebut akibat kekurangan amunisi dan misil pertahanan udara yang disebabkan oleh keterlambatan, sementara Bapak Zelensky terus meminta dukungan lebih lanjut untuk memenangkan perang. Di Telegram, dia berterima kasih kepada sekutu atas bantuan mereka, tetapi mengatakan keputusan untuk mengirim senjata lebih lanjut “harus dipercepat” karena “setiap keterlambatan dalam keputusan dalam perang ini berarti kehilangan nyawa manusia.”