Xi Jinping dari China Memilih untuk Mengunjungi Serbia pada Tahun 2024, Kata Pemimpin Balkan

Pemimpin Tiongkok Xi Jinping akan mengunjungi Serbia pada tahun 2024, menurut negara Balkan tersebut, ketika hubungan Beijing dengan Eropa semakin renggang akibat perselisihan perdagangan dan perang di Ukraina.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan kunjungan tersebut telah dikonfirmasi dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, menurut sebuah postingan di situs web pemimpin Balkan tersebut pada Senin malam. Dia berbicara dalam sebuah upacara yang diselenggarakan untuk duta besar Tiongkok untuk Serbia, Li Ming.

Vucic mengatakan bahwa dia tidak bisa memberikan tanggal pasti kunjungan presiden Tiongkok yang direncanakan, tetapi berjanji untuk menciptakan suasana yang baik bagi “salah satu pemimpin dunia yang paling penting.”

Kementerian Luar Negeri di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar pada Selasa pagi.

Keputusan Xi untuk melakukan perjalanan ke Serbia akan menandai kunjungannya pertama ke Eropa dalam lebih dari empat tahun, kecuali kunjungan singkat pada Maret 2023 untuk mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin. Kunjungan terakhirnya ke Eropa sebelum itu terjadi pada tahun 2019 ketika dia mengunjungi Yunani beberapa bulan sebelum pandemi global menutup perbatasan Tiongkok selama tiga tahun dan membatasi agenda perjalanan Xi sendiri.

Pemimpin Tiongkok sejak itu telah melanjutkan keterlibatan di luar negeri namun dengan tempo yang lebih lambat daripada sebelum Covid, menempatkan lebih banyak penekanan pada perjalanan semacam itu. Xi hanya melakukan empat kunjungan internasional tahun lalu, dibandingkan dengan rata-rata 14 perjalanan luar negeri setiap tahun antara 2013 dan 2019, menurut analisis Berita Bloomberg dari pernyataan pemerintah setelah pertemuan-pertemuan Xi.

Sementara hubungan Beijing dengan Brussels merenggang selama pandemi akibat invasi Rusia ke Ukraina dan kebijakan perdagangan Partai Komunis yang berkuasa, Tiongkok dan Serbia telah membina hubungan yang lebih erat dalam beberapa tahun terakhir.

MEMBACA  Scholz menuju China saat perang Ukraina dan ketegangan Taiwan semakin membesar

Media negara Tiongkok sering melaporkan tentang Beijing memberikan bantuan kepada negara Balkan tersebut selama pandemi dan tentang Vucic membela kebijakan Covid ketat negara Asia tersebut.

Xi dan Vucic bertemu pada bulan Oktober tahun lalu di Forum Belt and Road di Beijing, dengan pemimpin Tiongkok tersebut menggambarkan Serbia sebagai “sahabat yang kokoh.” Bulan itu, kedua negara membatalkan tarif pada sekitar 90% item pajak di bawah perjanjian perdagangan bebas baru.

Dan pada bulan Desember, bank sentral Tiongkok mengatakan bahwa pengaturan pembersihan yuan baru dengan Serbia akan membantu bisnis dan lembaga keuangan untuk menggunakan mata uang tersebut untuk lebih banyak transaksi lintas batas. Beijing telah mempromosikan penggunaan lebih besar dari mata uangnya dalam upaya mengurangi ketergantungan pada dolar.

–Dengan bantuan dari Colum Murphy.