Vladimir Putin Harus Setuju Gencatan Senjata di Ukraina dalam Beberapa Hari

"Saya kecewa dengan Presiden Putin," kata Trump

Donald Trump memberikan tenggat waktu baru yang lebih singkat bagi Rusia untuk menyetujui gencatan senjata dalam perang di Ukraina, yaitu "10 atau 12 hari" mulai Senin.

Presiden AS itu menyatakan "tidak ada alasan" untuk menunggu lebih lama karena tidak ada kemajuan menuju perdamaian. Dua minggu lalu, Trump mengatakan Presiden Vladimir Putin punya waktu 50 hari untuk mengakhiri perang atau Rusia akan menghadapi tarif berat.

Dalam konferensi pers di Skotlandia, Trump mengatakan ia akan mengonfirmasi tenggat waktu baru pada Senin atau Selasa, namun mengulang ancaman untuk memberlakukan sanksi dan tarif sekunder terhadap Moskow. Awal Juli lalu, ia menyatakan tarif tersebut akan mencapai 100% untuk negara mana pun yang berdagang dengan Rusia.

Hal ini akan membuat barang-barang menjadi sangat mahal sehingga pebisnis AS kemungkinan akan membelinya dari tempat lain yang lebih murah, mengakibatkan kerugian pendapatan bagi Rusia dan negara mitra dagangnya.

Usai bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Skotlandia, Trump kembali menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan Putin di Ukraina, di mana perang masih berkecamuk setelah tiga setengah tahun invasi skala penuh Rusia.

Meski enggan menyatakan apakah Putin telah "berbohong" padanya, Trump menekankan kontras antara retorika Presiden Rusia dalam percakapan mereka berdua dengan misil-misil yang "dilemparkan" ke kota-kota Ukraina hampir setiap malam.

"Kami akan mencapai gencatan senjata dan mungkin perdamaian… tiba-tiba misil terbang ke Kyiv dan tempat lain," keluhnya, seraya menambahkan bahwa ia sempat berpikir negosiasi mungkin dilakukan tapi sekarang "sudah sangat terlambat."

"Saya bilang, lupakan. Saya takkan bicara lagi. Ini terjadi terlalu sering dan saya tidak suka," ujarnya, meski ia juga bersikeras bahwa ia dan Putin selalu memiliki hubungan baik.

MEMBACA  Israel Izinkan Anggota Hamas Masuk ke Gaza yang Dikuasai IDF untuk Mencari Sandera

Getty Images
Trump menolak menjawab apakah ia merasa Putin telah "berbohong" padanya

Trump juga mengatakan ia "tidak lagi tertarik berunding" — pernyataan yang langsung menjadi sorotan media-media besar Rusia. Putin sendiri tak pernah berkomentar soal tenggat waktu ini. Ketika tenggat 50 hari pertama diumumkan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hanya menyebutnya "sangat serius" tapi menambahkan bahwa Moskow butuh waktu untuk menganalisis.

Mengacu pada perkembangan terakhir Senin sore, anggota parlemen Rusia Andrey Gurulyov menyatakan ultimatum Trump "sudah tidak mempan… baik di garis depan maupun di Moskow," dan bahwa Rusia memiliki kekuatan "senjata, prinsip, dan kemauan."

Ketika Trump pertama kali menyebut mempersingkat tenggat waktu, Kepala Staf Presiden Ukraina Andriy Yermak memujinya karena "menyampaikan pesan perdamaian melalui kekuatan" dan menambahkan bahwa Putin "hanya menghormati kekuatan."

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia meningkatkan serangan ke Ukraina, meluncurkan puluhan drone dan misil ke kota-kota sambil melanjutkan ofensif musim panas di timur negara itu.

Tiga putaran pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang difasilitasi Turki berhasil mempertukarkan ribuan tawanan perang, namun tidak ada kemajuan berarti menuju kesepakatan gencatan senjata.

Setelah tiga setengah tahun konflik berdarah, tidak jelas bagaimana kedua belah pihak bisa mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dalam 12 hari.

Semua prasyarat Rusia untuk perdamaian — termasuk Ukraina menjadi negara netral, mengurangi militer secara drastis, dan meninggalkan aspirasi keanggotaan NATO — tidak dapat diterima oleh Kyiv maupun sekutu Baratnya.

Dalam putaran pembicaraan pekan lalu yang hanya berlangsung sejam, Peskov menyatakan "terobosan" dalam negosiasi "sulit mungkin terjadi."