Sebuah video yang menampilkan kapal-kapal nelayan berlayar dari Tiongkok utara secara keliru dibagikan dalam berbagai unggahan dengan klaim bahwa rekaman tersebut memperlihatkan armada yang membawa bantuan kemanusiaan dan aktivis pro-Palestina menuju Gaza. Analisis membuktikan bahwa footage tersebut tidak sesuai dengan gambaran dari Global Sumud Flotilla.
“Global Sumud Flotilla bukan gerakan teroris. Ini adalah MISI KEMANUSIAAN!” demikian bunyi sebagian keterangan pada video Facebook yang dibagikan pada 10 September 2025.
Video yang telah ditonton lebih dari 3.300 kali ini menampilkan klip yang terlihat seperti ratusan kapal yang berlayar menuju laut.
Keterangannya menambahkan bahwa armada tersebut tidak membawa senjata apapun, melainkan hanya makanan dan bantua.
Unggahan ini muncul setelah penyelenggara armada menuju Gaza yang membawa bantuan dan aktivis pro-Palestina menyatakan bahwa salah satu kapal mereka diserang dalam sebuah serangan drone yang diduga di lepas pantai Tunisia pada 9 September, yang merupakan serangan kedua dalam 24 jam (tautan terarsip).
Kementerian Dalam Negeri Tunisia menyatakan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas serangan “agresi yang direncanakan” tersebut.
Screenshot unggahan Facebook yang keliru yang diambil pada 12 September 2025, dengan tanda X merah tambahan dari AFP
Video ini juga dibagikan ratusan kali dalam unggahan serupa di Facebook, Instagram dan TikTok.
Armada tersebut berharap dapat membantu meringankan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza seiring berlanjutnya perang Israel melawan kelompok militan Palestina, Hamas (tautan terarsip).
Perang ini pecah pada Oktober 2023, dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel yang mengakibatkan tewasnya 1.219 orang, sebagian besar warga sipil, menurut perhitungan AFP berdasarkan data Israel.
Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 64.871 warga Palestina, juga kebanyakan warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas yang dianggap dapat diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada Agustus, sebagai akibat konflik tersebut, PBB secara resmi menyatakan kelaparan di dalam dan sekitar Kota Gaza, yang menjadi rumah bagi sekitar satu juta orang. Namun, Israel membantah adanya kelaparan di wilayah pesisir tersebut.
Kapal-kapal nelayan Tiongkok
Penelusuran gambar balik menggunakan keyframes dari video yang salah dibagikan ini menemukan bahwa klip yang sama sebelumnya telah diunggah pada 1 September oleh tabloid Global Times milik negara Tiongkok di BiliBili (tautan terarsip).
“Pada 1 September siang, pelarangan memancing musim panas di Bohai dan Laut Kuning berakhir, kapal-kapal nelayan di sepanjang pesisir provinsi Shandong mulai berlayar secara bersamaan,” demikian bunyi teks bahasa Tiongkok sederhana dalam video tersebut.
Perbandingan screenshot dari video yang salah dibagikan (kiri) dan video Global Times (kanan)
Penelusuran gambar balik lebih lanjut mengarah pada klip serupa yang diterbitkan oleh akun Facebook afiliasi penyiar negara Tiongkok CGTN, China Plus Culture, dalam unggahan 3 September tentang berakhirnya pelarangan memancing musim panas selama empat bulan (tautan terarsip).
“Lebih dari 30.000 kapal nelayan berangkat dari pelabuhan-pelabuhan di sepanjang Laut Kuning dan Laut Bohai, utara garis lintang 35 derajat, seiring berakhirnya secara resmi pelarangan memancing musim panas selama empat bulan pada tengah hari tanggal 1 September, menandai dimulainya musim baru bagi ribuan komunitas pesisir,” bunyi unggahan tersebut.
Pemeriksaan lebih dekat terhadap klip-klip tersebut menunjukkan bahwa kapal-kapal tersebut mengibarkan bendera berwarna merah polos yang menyerupai bendera nasional Tiongkok — bukan bendera Palestina yang berwarna hitam, putih, dan hijau.
Screenshot dari video yang salah dibagikan dengan bendera di kapal yang diperbesar oleh AFP
Foto-foto Global Sumud Flotilla yang diambil oleh AFP saat bersandar di Tunisia memperlihatkan kapal-kapal tersebut dihiasi dengan bendera Palestina, tidak seperti kapal-kapal yang terlihat dalam video yang salah dibagikan.
Kapal-kapal, bagian dari Global Sumud Flotilla, berkumpul di pelabuhan Tunisia, Bizerte, menjelang keberangkatan yang dijadwalkan ke Jalur Gaza untuk memblokade Israel atas wilayah Palestina pada 13 September 2025.
FETHI BELAIDAFP
FETHI BELAID / AFP
AFP juga telah membantah berbagai klaim palsu lainnya terkait perang di Gaza.