BOGOTA, Kolombia (AP) — Seorang perwira militer Argentina yang ditangkap di Venezuela awal bulan ini telah didakwa melakukan tindakan terorisme, kata jaksa agung Venezuela Jumat.
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Instagram, Jaksa Agung Tarek William Saab menuduh perwira tersebut, Nahuel Gallo, sebagai “bagian dari sekelompok orang yang mencoba melakukan tindakan destabilisasi dan terorisme (di Venezuela) dengan dukungan dari kelompok-kelompok internasional yang berhaluan kanan jauh.”
Dalam konferensi pers pada Jumat, Menteri Keamanan Argentina Patricia Bullrich menggambarkan tudingan tersebut sebagai “kebohongan lain” oleh pemerintah Venezuela, dan mengatakan bahwa Gallo harus segera dikembalikan ke Argentina.
Trusted news and daily delights, right in your inbox
Lihat sendiri — The Yodel adalah sumber utama untuk berita harian, hiburan, dan cerita-cerita yang menggembirakan.
Kasus ini telah meningkatkan ketegangan antara pemerintah sosialis Venezuela dan pemerintahan sayap kanan Presiden Argentina Javier Milei, yang kedubesnya di Caracas saat ini menampung lima aktivis oposisi yang terkenal dan dikelilingi oleh pasukan keamanan Venezuela.
Gallo, seorang kopral dalam pasukan keamanan Gendarmería Argentina, ditahan oleh pejabat Venezuela pada 8 Desember setelah dia muncul di kantor imigrasi di sepanjang perbatasan Venezuela dengan Kolombia dan meminta izin untuk masuk ke negara tersebut.
Keluarga Gallo mengatakan bahwa dia telah bepergian ke Venezuela untuk mengunjungi istrinya, yang merupakan warga Venezuela dan berada di negara itu untuk menghabiskan waktu dengan ibunya. Mereka telah mempublikasikan surat undangan yang dikirim kepada Gallo, dan mengatakan bahwa dia sedang berlibur saat ditangkap.
Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dengan Argentina pada bulan Agustus setelah Milei dan beberapa pemimpin Amerika Latin lainnya menolak untuk mengakui pemilihan kembali Presiden Venezuela Nicolás Maduro pada bulan Juli.
Diplomat Argentina diusir, tetapi lima aktivis oposisi, yang mencari perlindungan di kediaman duta besar untuk menghindari penangkapan, tetap berada di gedung tersebut setelah mereka tidak diberikan jalan keluar dari Venezuela.
Para aktivis yang telah bersembunyi di kedutaan sejak Maret, baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan keamanan Venezuela telah memutus pasokan listrik dan air ke kediaman tersebut untuk memaksa mereka meninggalkan gedung.
Pejabat Venezuela membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa para aktivis menggunakan kedutaan Argentina untuk merencanakan tindakan terorisme.
Kelompok hak asasi manusia Venezuela Foro Penal mengatakan awal pekan ini bahwa 19 warga asing saat ini ditahan di Venezuela sebagai tahanan politik.
Pada bulan September, dua warga Spanyol yang sedang berlibur di selatan Venezuela ditangkap dan dituduh menjadi bagian dari sebuah komplotan untuk menggulingkan Presiden Maduro. Mereka ditangkap hanya beberapa hari setelah parlemen Spanyol mengakui kandidat oposisi Edmundo González sebagai pemenang pemilu.