Uni Eropa khawatir tentang operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Tepi Barat

Uni Eropa pada hari Sabtu menyatakan “kekhawatiran yang serius” tentang dampak dari operasi militer Israel terhadap militan Palestina di bagian utara Tepi Barat. Serangan selama 40 hari itu, yang sebagian besar terjadi di lingkungan pengungsi, telah menyebabkan banyak kematian, pengusiran sekitar 40.000 warga Palestina dari rumah mereka, dan “penghancuran infrastruktur sipil penting,” demikian pernyataan UE. Uni Eropa meminta Israel untuk mematuhi hukum internasional dengan memastikan perlindungan terhadap warga sipil selama operasi militer dan memungkinkan pengungsi kembali ke rumah mereka dengan aman. Israel juga harus mengambil tindakan tegas melawan kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, kata pernyataan tersebut. Uni Eropa juga menyatakan kekhawatiran tentang jumlah pos pemeriksaan militer di Tepi Barat, yang membatasi kebebasan bergerak di sana dan memperburuk situasi ekonomi dan kemanusiaan. “Saat kami memasuki bulan suci Ramadan, kami meminta semua pihak untuk menahan diri agar memungkinkan perayaan yang damai,” demikian pernyataan dari layanan diplomatik Uni Eropa. Israel menaklukkan Tepi Barat dan Yerusalem Timur, antara wilayah lainnya, selama Perang Enam Hari pada tahun 1967. Saat ini, sekitar 700.000 pemukim Israel tinggal di sana di antara 3 juta warga Palestina. Palestina mengklaim wilayah tersebut untuk negara mereka sendiri, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Pasukan Israel melintasi kamp pengungsi Jenin selama serangan berkepanjangan di Tepi Barat yang diduduki, saat tentara Israel melaksanakan operasi militer berkelanjutan terbesar di wilayah itu. Ilia Yefimovich/dpa

MEMBACA  Trump, mantan presiden pertama yang pernah dihukum karena kejahatan, mengecam persidangan di New York | Berita Donald Trump