Perusahaan sepatu Malaysia telah meminta maaf dan menghentikan penjualan sebagian alas kaki mereka setelah beberapa Muslim mengatakan logo tersebut menyerupai tulisan Arab untuk kata Tuhan.
Vern’s Holdings mengatakan logo yang dicap pada sol sepatu hak tinggi mereka menggambarkan siluet hak stiletto dengan lilitan pergelangan kaki. Perusahaan tersebut mengakui bahwa desain tersebut memiliki kekurangan yang dapat menyebabkan logo tersebut salah diinterpretasikan. Perusahaan tersebut langsung menghentikan penjualan sepatu tersebut dan memberikan pengembalian dana kepada pelanggan yang membelinya.
“Kami sama sekali tidak bermaksud merancang logo yang bertujuan merendahkan atau menghina agama atau kepercayaan apapun,” kata Vern’s dalam pernyataan yang diposting di media sosial. “Manajemen ingin meminta maaf dengan tulus dan memohon pengampunan. Kami berharap untuk mendapat belas kasihan agar kami dapat memperbaiki kesalahan ini.”
Kontroversi ini terjadi setelah kehebohan bulan lalu terkait kaus kaki yang dicetak dengan kata “Allah” di rak-rak rantai toko convenience besar di Malaysia. Pemilik KK Mart dan perwakilan dari salah satu pemasoknya didakwa pada 26 Maret karena menyinggung perasaan keagamaan umat Islam, dan beberapa toko diserang dengan bom molotov kecil. Tidak ada laporan cedera.
Agama merupakan isu sensitif di Malaysia, di mana Muslim menyumbang dua pertiga dari populasi 34 juta jiwa, dengan minoritas etnis Tionghoa dan India yang besar. “Allah,” kata Arab untuk Tuhan, adalah sesuatu yang sakral bagi umat Islam Malaysia dan banyak yang merasa tersinggung saat kata tersebut dihubungkan dengan kaki.
Masalah ini terungkap setelah posting media sosial kritis menyoroti kemiripan logo tersebut. Otoritas agama dan polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki masalah ini setelah menerima keluhan dari masyarakat.
Sementara itu, ketegangan tetap ada terkait kasus sebelumnya. KK Mart Group, rantai toko convenience terbesar kedua di negara tersebut, mengatakan pemasoknya mengirimkan barang yang tidak disepakati oleh perusahaan untuk disimpan. Pendiri perusahaan pemasok mengatakan kaus kaki tersebut diimpor dari China sebagai bagian dari pengiriman besar dan meminta maaf karena ceroboh dalam pemeriksaan mereka.
Pemimpin sayap pemuda partai nasionalis Melayu di pemerintahan Malaysia menyerukan boikot terhadap rantai tersebut dan sedang diselidiki karena diduga melakukan tindak pidana hasutan atas posting media sosial yang menunjukkan dia menggenggam pedang. Para kritikus mengatakan partai tersebut berusaha mendapatkan dukungan etnis Melayu setelah kekalahan berat dalam pemilihan umum terakhir.