Presiden AS Bilang Ukraina Sebaiknya Jangan Serang Moskow
Pernyataan presiden AS muncul setelah laporan yang menyebut dia mendorong Kyiv untuk tingkatkan serangan di wilayah Rusia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Ukraina seharusnya tidak menargetkan Moskow, setelah sebelumnya dilaporkan dia bertanya kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy apakah Kyiv bisa menyerang ibu kota Rusia jika diberi senjata jarak jauh.
Trump memberikan komentarnya setelah *Financial Times* pada Selasa melaporkan bahwa presiden AS itu mendorong Zelenskyy untuk meningkatkan serangan jauh ke dalam wilayah Rusia selama panggilan telepon mereka tanggal 4 Juli.
Laporan tersebut, yang mengutip dua sumber tidak disebutkan namanya yang mengetahui pembicaraan itu, menyebut Trump juga menanyai rekan Ukraina-nya apakah dia bisa menghantam Moskow dan St. Petersburg jika diberikan senjata dengan jangkauan cukup.
Menanggapi pertanyaan pada Selasa tentang apakah Zelenskyy harus menargetkan Moskow, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dia seharusnya tidak melakukannya.
Trump juga mengatakan bahwa AS “tidak sedang mempertimbangkan” memberikan misil jarak jauh ke Kyiv.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt tampak mengonfirmasi pembicaraan itu dalam pernyataan yang diberikan ke beberapa media, tapi mengatakan hal itu telah dikutip di luar konteks.
“Presiden Trump hanya mengajukan pertanyaan, bukan mendorong lebih banyak pembunuhan,” kata Leavitt dalam pernyataan yang diberikan ke media termasuk *ABC News* dan *USA Today*.
Dalam perubahan sikap tajam terkait perang, Trump pada Senin mengumumkan bahwa dia akan menyediakan lebih banyak senjata untuk Ukraina, dan mengancam akan memberlakukan tarif sekunder tinggi pada mitra dagang Rusia jika kesepakatan damai tidak tercapai dalam 50 hari.
Setelah kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump berulang kali menyebut dukungan Washington untuk Ukraina sebagai beban bagi AS dan menuduh Zelenskyy menghalangi upaya perdamaian.
Namun, nada presiden AS belakangan berubah dalam beberapa pekan teramid kekecewaan yang tumbuh atas penolakan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bernegosiasi mengakhiri invasi.
Pada Selasa, Kremlin menyatakan pernyataan terakhir Trump, termasuk ancaman sanksi, “sangat serius” dan mereka butuh waktu untuk menilai situasi.
“Kami pasti perlu waktu untuk menganalisis apa yang dikatakan di Washington,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan di Moskow.
“Dan jika dan ketika Presiden Putin anggap perlu, dia pasti akan berkomentar.”