Presiden AS umumkan keputusan di tengah kekecewaan yang makin besar terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan mengirim sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina, sebagai bentuk kekecewaan pemerintahannya atas penolakan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bernegosiasi mengakhiri invasi Moskow.
“Kami akan mengirim Patriot, yang sangat mereka butuhkan,” kata Trump kepada wartawan di Joint Base Andrews, Maryland, pada Minggu.
“Putin benar-benar mengejutkan banyak orang. Dia bicara manis lalu mengebom semua orang di malam hari,” ujar Trump.
“Jadi, ada sedikit masalah di situ. Saya tidak suka itu.”
Trump mengatakan belum memutuskan jumlah baterai Patriot yang akan dikirim ke Ukraina, tapi “mereka akan dapat beberapa karena mereka memang butuh perlindungan.”
Pernyataan Trump ini muncul setelah pekan lalu ia mengonfirmasi bahwa pemerintahannya memutuskan untuk menjual senjata ke sekutu NATO di Eropa agar diteruskan ke Kyiv.
Trump rencananya akan bertemu Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pekan ini untuk membahas rencananya memasok senjata ke Kyiv.
Kunjungan Rutte ke Washington DC berbarengan dengan isyarat Trump bahwa ia akan membuat “pernyataan besar” soal Rusia pada Senin.
Pada Minggu, Axios mengutip dua sumber tak disebutkan namanya yang melaporkan bahwa pengumuman Trump akan mencakup “senjata ofensif” untuk Ukraina.
Setelah berkampanye dengan janji mengakhiri perang di Ukraina dengan cepat, Trump menunjukkan kekecewaannya atas penolakan Putin menyepakati perdamaian.
Meski Putin setuju pada jeda singkat pertempuran, ia menolak proposal AS untuk gencatan senjata 30 hari tanpa syarat.
Rusia berargumen bahwa proposal itu, yang telah diterima Ukraina, akan memberi Kyiv kesempatan untuk memobilisasi ulang pasukan dan memperkuat persenjataan.
Dalam kritiknya yang paling keras terhadap Putin sejauh ini, Trump pada Selasa menuduh pemimpin Rusia itu melemparkan banyak “omong kosong” ke AS.
“Dia selalu bersikap sangat baik, tapi ternyata tak ada artinya,” kata Trump.
Setelah kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump mengurangi dukungan untuk Kyiv, menyebut bantuan Washington sebagai beban bagi pembayar pajak AS dan menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai penghalang perdamaian.
Sementara Ukraina tetap menerima persenjataan melalui dana yang dialokasikan di masa kepresidenan Joe Biden, Trump menolak menyetujui pengiriman senjata baru untuk membantu Kyiv menghadapi invasi Moskow.
Setelah berbulan-bulan gagal memediasi perdamaian antara Moskow dan Kyiv, Trump pada 7 Juli mengumumkan akan mulai menyetujui pengiriman senjata ke Ukraina yang sebagian besar bersifat “defensif”.
Ditanya apakah pengumuman terkait Rusia akan melibatkan sanksi terhadap Moskow, Trump enggan menjawab tetapi mengulang bahwa ia kecewa pada Putin.
“Saya sangat kecewa dengan Presiden Putin. Saya kira dia orang yang menepati kata-katanya,” ucap Trump.
“Dia bisa bicara sangat indah, lalu mengebom orang di malam hari. Kami tidak suka itu.”
Sebelumnya pada Minggu, Senator AS Lindsey Graham, salah satu pendukung Ukraina paling gigih di Kongres, mengumumkan rancangan undang-undang sanksi bipartisan yang disebutnya akan memberi Trump “palu godam” untuk mengakhiri perang.
“Paket kongres ini akan memberi Presiden Trump kemampuan untuk mengenakan tarif 500 persen pada negara mana pun yang membantu Rusia dan menyokong mesin perang Putin,” kata Graham kepada Face the Nation CBS News.
“Dia bisa menaikkan atau menurunkannya. Dari nol sampai 500. Dia punya fleksibilitas maksimal.”