Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia telah membatalkan seluruh pengampunan dan komutasi hukuman yang ditandatangani oleh pendahulunya, Joe Biden, menggunakan autopen.
“Segala Dokumen, Proklamasi, Perintah Eksekutif, Memorandum, atau Kontrak, yang ditandatangani atas perintah ‘AUTOPEN’ yang kini tersohor negatif dan tidak berwenang, dalam masa Pemerintahan Joseph R. Biden Jr., dengan ini dinyatakan batal, tidak berlaku, dan tidak memiliki kekuatan atau efek lebih lanjut,” tulis Trump di platform media sosialnya Truth Social pada Selasa malam.
“Bagi siapapun yang menerima ‘Pengampunan,’ ‘Komutasi,’ atau dokumen hukum lain yang ditandatangani dengan cara demikian, harap diperhatikan bahwa Dokumen tersebut telah sepenuhnya dan utuh diakhiri serta tidak memiliki efek Hukum,” ujarnya.
Akan tetapi, para ahli hukum menyatakan langkah presiden AS tersebut tidak dapat diberlakukan.
Lantas, dokumen apa saja yang ditandatangani Biden dengan autopen, siapa yang akan terdampak, dan apakah langkah Trump legal?
Dokumen apa saja yang ditandatangani Biden dengan autopen-nya?
Trump berulang kali menyatakan bahwa penggunaan autopen oleh Biden—sebuah perangkat mekanis yang memungkinkan penandatanganan tanpa menggunakan tangan—merupakan cerminan dari kelemahan fisik dan mental mantan presiden tersebut.
Biden mengeluarkan 4.245 tindakan pengampunan selama empat tahun masa jabatannya, suatu rekor tertinggi dibanding presiden AS mana pun sejak awal abad ke-20, menurut Pusat Penelitian Pew yang non-partisan.
Sebagian besar tindakan ini berupa komutasi atau pengurangan hukuman. Biden hanya mengeluarkan 80 pengampunan individual, angka terendah kedua dalam periode yang sama, namun ia lebih dikenal dengan menerbitkan “pengampunan melalui proklamasi” yang berdampak pada seluruh golongan masyarakat.
Ini termasuk pengampunan melalui proklamasi bagi mantan anggota militer yang dihukum karena melanggar larangan hubungan seks sesama jenis—yang sejak itu telah dicabut—serta orang-orang yang dihukum atas pelanggaran federal terkait mariyuana tertentu, menurut Pusat Penelitian Pew.
Tetapi tidak jelas berapa banyak, dan mana saja, dari pengampunan dan komutasi yang diperintahkan Biden yang ditandatangani menggunakan autopen.
Apakah langkah Trump legal?
Bernadette Miller, pakar hukum konstitusi AS dan Inggris di Universitas Stanford, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Trump tidak memiliki kewenangan untuk membatalkan pengampunan atau komutasi.
“Pernyataan ini tidak memiliki efek hukum. Undang-undang atau pengampunan apa pun yang ditandatangani Biden dengan autopen tetap berlaku. Satu-satunya pengecualian adalah perintah eksekutif yang hanya berlaku sampai dicabut oleh presiden yang sama atau presiden lainnya,” jelasnya melalui email kepada Al Jazeera.
“Perintah-perintah semacam itu dapat dibatalkan oleh Trump, jadi dapat diasumsikan, pernyataan ini akan membatalkan perintah jenis tersebut. Namun pengampunan dan undang-undang tetap sah.”
PolitiFact, situs pengecek fakta yang berbasis di The Poynter Institute for Media Studies, secara terpisah menemukan bahwa “tidak ada mekanisme konstitusional untuk membatalkan pengampunan, dan putusan pengadilan tahun 1869 menyatakan bahwa sekali diberikan, sebuah pengampunan bersifat final.”
Konstitusi AS juga tidak mensyaratkan apakah sebuah pengampunan harus ditandatangani secara manual, menurut PolitiFact di situsnya.
Siapa yang mungkin terdampak oleh langkah Trump?
Trump sebelumnya bersikeras bahwa serangkaian pengampunan “preemtif” yang diterbitkan Biden untuk anggota legislatif AS yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021 terhadap Gedung Capitol, ditandatangani dengan autopen.
Sebuah gerombolan pendukung Trump, yang berusaha mencegah sertifikasi Biden sebagai presiden oleh Kongres, menyerang Capitol dengan klaim pemilu 2020 dicuri. Trump dan sekutunya berulang kali gagal membuktikan kecurangan massal dalam pemilihan tersebut.
Namun presiden AS dan sekutunya memandang para Republikan yang memilih untuk menyelidiki Trump, seperti mantan anggota Kongres Liz Cheney dan Adam Kinzinger, sebagai pengkhianat bagi gerakan mereka.
Pada Maret lalu, Trump menyatakan di Truth Social bahwa pengampunan bagi para legislator ini “BATAL, KOSONG, DAN TIDAK MEMILIKI KEKUATAN ATAU EFEK LEBIH LANJUT, karena fakta bahwa mereka dilakukan oleh Autopen.”
Apakah Biden yang pertama menggunakan autopen?
Bukan hanya Biden satu-satunya presiden AS yang mengandalkan autopen, menurut PolitiFact.
Perangkat serupa telah digunakan sepanjang sejarah AS—meski seiring kemajuan teknologi, sifat autopen juga berkembang.
Thomas Jefferson, presiden ketiga AS, menggunakan yang dikenal sebagai polygraph: Sebuah alat terdiri dari dua pena yang dirancang agar pena kedua dapat menyalin aksi pena pertama.
Pada awal 1960-an, John F. Kennedy menggunakan versi autopen yang lebih modern. Belakangan ini, Barack Obama menggunakan autopen dalam beberapa kesempatan.
PolitiFact juga menemukan dua memo hukum dari tahun 1929 dan 2005 yang menyatakan bahwa presiden AS tidak harus menandatangani dokumen secara manual.