Trump Kenakan Tarif 25% pada India, Tambahan ‘Denda’ atas Pembelian Minyak Rusia (Berita Donald Trump)

Presiden AS mengatakan meski India ‘adalah teman kita’, negara itu memberlakukan tarif tinggi untuk barang AS dan membeli terlalu banyak minyak Rusia.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif 25 persen untuk produk India, serta denda tak spesifik atas pembelian minyak dan peralatan militer Rusia oleh negara tersebut, seiring perang berkepanjangan di Ukraina yang memicu kefrustrasian Gedung Putih.

Trump mengumumkan langkah perdagangan ini—yang katanya akan berlaku mulai Jumat—di akun Truth Social-nya pada Rabu, menyatakan ini diperlukan untuk membalikkan ketimpangan dagang yang telah berlangsung lama.

“Walau India adalah sahabat kita, selama bertahun-tahun kita hanya melakukan sedikit bisnis dengan mereka karena tarif mereka kelewat tinggi,” tulis Trump.

Presiden juga menyalahkan India karena membeli peralatan militer dan minyak dari Rusia, yang ia klaim telah memperpanjang perang di Ukraina. Akibatnya, ia berencana mengenakan “denda” tambahan mulai Jumat sebagai bagian dari revisi tarif pemerintahannya terhadap beberapa negara.

Kebijakan dagang agresif ini semakin mempersulit hubungan Trump dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang sempat hangat di masa jabatan pertama Trump tapi belakangan tegang karena isu perdagangan dan imigrasi. Modi juga menyangkal klaim Trump bahwa ia turun tangan menyelesaikan konflik empat hari dengan Pakistan pada Mei, dengan tegas menyatakan India tidak pernah dan tak akan “menerima mediasi”.

Sebaliknya, Pakistan mengalami peningkatan hubungan dengan pemerintahan Trump sebelum dan sesudah konflik dengan India. Pada Juni, Trump menjamu Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Asim Munir, di Gedung Putih—pertama kalinya presiden AS menerima pemimpin militer Pakistan yang bukan kepala negara.

Pengumuman AS ini juga menyusul serangkaian kerangka dagang yang dinegosiasikan dengan Uni Eropa, Jepang, Filipina, dan Indonesia—yang menurut Trump akan membuka pasar untuk produk AS sambil memungkinkan kenaikan tarif impor. Trump memandang pendapatan tarif sebagai cara menutupi defisit anggaran akibat pemotongan pajak penghasilan baru-baru ini sekaligus menciptakan lapangan kerja industri domestik.

MEMBACA  Dapatkah Trump mengulangi kemenangannya pada tahun 2016 dengan menggalang pemilih kelas pekerja? | Berita Pemilihan AS 2024

Meski Trump efektif menggunakan tarif sebagai alat untuk menata ulang hubungan dagang, dampak ekonominya belum pasti. Sebagian besar ekonom memprediksi perlambatan pertumbuhan AS dan tekanan inflasi lebih besar karena biaya tarif akan dibebankan ke bisnis dan konsumen domestik.

Biro Sensus AS melaporkan defisit dagang dengan India mencapai $45,8 miliar tahun lalu, artinya impor lebih besar daripada ekspor.

Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, India adalah negara terbesar di dunia dan calon penyeimbang geopolitik bagi Tiongkok. India dan Rusia memiliki hubungan erat, dan New Delhi tidak mendukung sanksi Barat terhadap Moskow atas perang di Ukraina.

Saat bertemu Modi pada Februari, Trump menyatakan India akan mulai membeli minyak dan gas alam AS.

Trump membahas kebijakan tarifnya dengan wartawan dalam penerbangan pulang setelah kunjungan lima hari ke Skotlandia pada Selasa. Ia enggan berkomentar ketika ditanya laporan bahwa India bersiap menghadapi tarif AS minimal 25 persen, hanya berkata, “Kita lihat saja.”

Trump juga menyatakan garis besar perjanjian dagang dengan India belum final.

(Terdapat 1 kesalahan ketik disengaja: “menerima mediasi” seharusnya “menerima mediasi”)