Anthony Zurcher, Koresponden Amerika Utara & Shaimaa Khalil, Koresponden Tokyo
Getty Images
Keduanya kemudian mengunjungi USS George Washington bersama-sama.
Pujian, nominasi Nobel, dan janji investasi asing di AS — Perdana Menteri Jepang yang baru terpilih, Sanae Takaichi, menggelar karpet merah untuk Donald Trump pada hari Selasa.
Trump balik memberikan pujian hangat untuk Takaichi, mengatakan kepadanya bahwa AS akan siap sedia untuk "apa pun yang Anda inginkan, bantuan apa pun yang Anda perlukan, apa saja… untuk membantu Jepang".
Kedua pemimpin itu menandatangani perjanjian mineral tanah kritis, serta sebuah dokumen yang menandai dimulainya "zaman keemasan" baru dalam hubungan AS-Jepang yang mengulangi komitmen kedua negara untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya, termasuk kesepakatan tarif 15% yang dinegosiasikan awal tahun ini.
Kemegahan upacara dan lokasinya juga seolah dibuat khusus untuk presiden AS tersebut.
Penjaga kehormatan militer lengkap dan band menyambut Trump di Istana Akasaka yang megah, dengan langit-langitnya yang melengkung dan dindingnya yang berlapis emas, tak berbeda dengan apa yang diinginkan presiden untuk ballroom Gedung Putih yang direncanakannya.
Pada saat makan siang, yang menurut rilis Gedung Putih terdiri dari "nasi Amerika dan daging sapi Amerika, yang dibuat secara lezat dengan bahan-bahan Jepang", Trump mengucapkan selamat kepada Takaichi karena telah menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang.
Trump sejak lama menuntut Jepang untuk membeli beras dari AS.
Takaichi juga mendampingi Trump naik ke kapal induk AS, USS George Washington, di mana mereka disambut oleh ribuan pasukan Amerika yang bersorak-sorai. Takaichi naik ke panggung dan memuji apa yang ia sebut sebagai "aliansi terhebat di dunia" dan berjanji untuk menaikkan belanja pertahanan.
Trump di masa lalu pernah mengkritik kurangnya belanja pertahanan Jepang. Pada bulan April tahun ini, Trump mengkritik perjanjian keamanan dengan Jepang sebagai "tidak seimbang", dengan mengatakan: "Kami membayar miliaran dolar untuk membela mereka, tetapi mereka tidak membayar apa-apa."
Sebelum pertemuan mereka pada hari Rabu, Trump mengatakan ia yakin akan memiliki "hubungan yang fantastis" dengan Takaichi yang memiliki hubungan kuat dengan mendiang PM Shinzo Abe, yang sangat disukai Trump.
"Dia adalah sekutu dan teman Abe yang hebat, yang juga adalah temanku… Dia adalah salah satu yang terbaik… Aku tahu mereka sangat dekat, dan kursecara filosofis mereka juga dekat, yang mana sangat bagus," katanya kepada wartawan saat dalam penerbangan ke Jepang dari Malaysia pada hari Selasa.
Trump menghabiskan satu minggu di Asia, dan akan berangkat dari Jepang menuju Korea Selatan pada hari Rabu. Dia diperkirakan akan bertemu pemimpin China Xi Jinping di sana pada hari Kamis.
Getty Images
Presiden AS diterima di Istana Akasaka yang megah.
Pertemuan dengan Trump dipandang sebagai ujian awal yang kritis bagi Takaichi, yang terpilih sebagai perdana menteri oleh anggota parlemen Jepang awal bulan ini.
Kedua negara telah lama menjadi sekutu, tetapi mengarungi hubungan dengan Trump yang mudah berubah, yang di masa lalu tampak goyah dalam komitmennya kepada Jepang, menjadi inti dari kebijakan luar negeri negara tersebut.
Pada hari Rabu, Takaichi menggambarkan Trump sebagai "mitra dalam era emas baru", dan memuji perannya dalam membawa perdamaian ke Timur Tengah. Dia mengumumkan bahwa Jepang akan menominasikannya untuk hadiah Nobel perdamaian.
Dia juga mempersembahkan kepada Trump sejumlah hadiah terkait golf, menurut asisten Trump, Margo Martin.
Hadiah-hadiah itu antara lain: sebuah tas golf yang ditandatangani oleh Hideki Matsuyama, pegolf pria Jepang pertama yang memenangkan kejuaraan golf major, serta sebuah putter yang digunakan oleh mantan PM Abe. Mereka juga menandatangani dua topi yang dicetak dengan tulisan: Japan is back.
Sebaliknya, Trump menggambarkannya sebagai "teman dekat" dan menggambarkan aliansi AS dengan Jepang sebagai "persahabatan yang indah" yang "lahir dari abu perang yang mengerikan".
Kata-kata yang sopan sejauh ini telah menetapkan nada positif untuk pertemuan tersebut, tetapi di balik senyuman dan kemeriahan, terdapat tekanan nyata bagi Jepang.
Trump ingin akses yang lebih besar ke pasar Jepang — terutama mobil, pertanian, dan teknologi. Dia mendesak Jepang untuk membeli lebih banyak beras dan kedelai Amerika, dan membuka pasarnya untuk kendaraan AS.
Tokyo sangat bergantung pada ekspor, dan tidak mampu terjebak dalam perang tarif, terutama yang berkaitan dengan industri otomotifnya.
Produsen mobil — eksportir terbesar negara itu ke AS — menghadapi tarif 24% dan kerugian puluhan miliar dolar.
Tarif sekarang telah diturunkan menjadi 15%, sejalan dengan pesaing di kawasan seperti Korea Selatan.
Getty Images
Donald Trump bertemu Sanae Takaichi, perdana menteri baru Jepang, dalam kunjungan tersebut.
Selama makan siang kerja, Takaichi memperlihatkan kepada Trump sebuah peta yang menunjukkan investasi yang telah dibuat perusahaan-perusahaan Jepang di AS. Dan selama pidatonya di USS George Washington, Trump mengatakan Takaichi sebelumnya telah memberitahunya tentang rencana Toyota untuk menanamkan $10 miliar untuk membangun pabrik "di seluruh" AS.
Tetapi Takaichi juga perlu melindungi industri domestik dan tidak ingin memancing kemarahan kelompok kepentingan penting di dalam negeri, seperti lobby pertanian yang kuat.
Tomohiko Taniguchi — mantan penasihat khusus Shinzo Abe — mengatakan ada hal-hal yang bisa diambil Takaichi dari hubungan Trump dengan almarhum mentor-nya, Abe. Dia mengatakan penting bagi Takaichi untuk "bersikap terus terang dan mengatakan dengan blak-blakan apa kepentingan nasional Jepang, dan melihat di mana kedua kepentingan nasional negara itu tumpang tindih, dan selalu ingat bahwa keamanan Jepang harus berada di tangan orang Jepang".
Namun Takaichi tidak hanya harus menyeimbangkan kepentingan Jepang dan aliansinya dengan AS – dia juga harus melakukannya sambil mempertahankan kemitraan dagang yang krusial negaranya dengan China.
Rintaro Nishimura, senior associate di The Asia Group, mengatakan: "Takaichi harus berjalan di atas tali yang sangat tipis, mungkin mengurangi beberapa kecenderungan hawkish-nya terhadap China… tetapi juga meyakinkan Trump bahwa hubungan AS-Jepang adalah yang terpenting."