Pos penyeberangan Zikim, pintu masuk utama ke Jalur Gaza utara yang luluh lantak, telah dibuka kembali untuk memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, menurut pejabat Israel.
Pengumuman pada hari Rabu itu disampaiakan dua bulan setelah Israel menutup pos penyeberangan tersebut, dan mengikuti seruan berulang dari badan-badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengizinkan bantuan mengalir langsung ke bagian utara Gaza yang paling terdampak.
Rekomendasi Cerita
list of 4 items
end of list
Berdasarkan gencatan senjata yang difasilitasi Amerika Serikat, yang mulai berlaku pada 10 Oktober, pengiriman bantuan seharusnya ditingkatkan secara signifikan, dengan setidaknya 600 truk per hari yang seharusnya memasuki Jalur Gaza.
Akan tetapi, volume bantuan jauh lebih rendah dari itu, dan PBB telah memperingatkan bahwa krisis kelaparan di Gaza masih bersifat katastrofik, karena konvoi bantuan menuju utara—di mana kelaparan dinyatakan pada bulan Agustus—menghadapi rute yang lambat dan sulit dari selatan.
“Hari ini, pos penyeberangan Zikim telah dibuka untuk memasukkan truk-truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza,” ungkap COGAT, badan Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina yang diduduki, melalui X.
COGAT menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk melalui Zikim, yang disuplai oleh PBB dan organisasi internasional lainnya, akan dikenakan pemeriksaan keamanan biasa oleh Israel sebelum masuk dan akan didistribusikan melalui PBB.
Juru bicara COGAT kepada kantor berita AFP mengatakan bahwa pos penyeberangan itu akan tetap dibuka secara permanen.
Sebuah konvoi truk mengangkut bantuan untuk warga Palestina di Khan Younis, Gaza selatan, pada bulan Oktober [File: Mahmoud Issa/Reuters]
Pembukaan Kembali ‘Vital’
Melaporkan dari Deir el-Balah, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera menyatakan bahwa ini adalah kali pertama pos penyeberangan Zikim beroperasi sejak implementasi kesepakatan gencatan senjata, setelah sebelumnya ditutup oleh militer Israel “dengan dalih keamanan”.
Pembukaan kembali ini berarti bahwa tiga pos penyeberangan ke Gaza kini terbuka, dengan Karem Abu Salem (yang dikenal sebagai Kerem Shalom di Israel) di selatan dan al-Karara (Kissufim) di Gaza tengah juga beroperasi.
Dalam laporan terbaru, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyatakan bahwa pembukaan pos penyeberangan langsung ke utara “vital untuk memastikan bantuan yang memadai mencapai masyarakat secepat mungkin”.
Serangan, Pencarian Jenazah Tawanan Berlanjut
Dibukanya kembali pos penyeberangan Zikim merupakan kabar baik di Gaza, di mana warga Palestina menghadapi kondisi kemanusiaan yang mengerikan lebih dari sebulan setelah gencatan senjata, ditambah dengan serangan yang berlanjut dari pasukan Israel.
Menurut tim Al Jazeera di lapangan, pesawat tempur Israel melancarkan tiga serangan udara di kota Beit Lahiya di utara Jalur Gaza, sementara sebuah area di timur kamp pengungsi Jabalia, juga di utara, menjadi sasaran tembakan artileri Israel.
Tim Al Jazeera juga melaporkan tembakan dari posisi Israel yang berada di timur kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah.
Serangan-serangan ini terjadi ketika anggota Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, dan sebuah tim Palang Merah memasuki area di dalam yang disebut “garis kuning”, yang menandai wilayah di bawah kendali militer Israel, dalam upaya memulihkan jenazah tawanan.
Sejak gencatan senjata yang difasilitasi AS berlaku di Gaza, Hamas telah membebaskan seluruh 20 tawanan yang masih hidup dan mengembalikan sisa jenazah 24 orang yang meninggal, dengan empat jenazah lagi yang belum dikembalikan untuk memenuhi fase pertama perjanjian.
Negosiator Utama Israel Mengundurkan Diri dari Jabatan Menteri
Selagi pencarian jenazah yang tersisa berlangsung di Gaza, ketua delegasi Israel dalam negosiasi yang menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan menyatakan bahwa ia mengundurkan diri dari jabatan menterinya.
Ron Dermer, seorang aide dekat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengumumkan melalui postingan di X bahwa ia mengundurkan diri sebagai Menteri Urusan Strategis, jabatan yang dipegangnya sejak 2022.
“Apa yang masa depan pegang untukku, aku tidak tahu. Tetapi aku tahu ini: Tidak peduli apa yang kulakukan, aku akan terus melakukan bagianku untuk membantu mengamankan masa depan Yahudi,” ujarnya.
Dermer tidak memberi indikasi apakah ia akan terus bertindak sebagai negosiator utama dalam pembicaraan yang sedang berlangsung seputar fase kedua kesepakatan Gaza.
Dalam sebuah pernyataan di X, Netanyahu berterima kasih kepada Dermer atas “bantuan besarnya untukku dan negara Israel” dan mengatakan ia yakin pria berusia 54 tahun itu memiliki “banyak lagi yang dapat disumbangkan di masa depan”.