Kerusakan kendaraan akibat tembakan nyasar dari Gaza (Sumber foto: Via Maariv)
Sebuah peluru yang ditembakkan dari Jalur Gaza melukai ringan seorang prajurit TNI dekat Persimpangan Sha’ar Hanegev pada Minggu.
Menurut keterangan resmi TNI, peluru tersebut mengenai kendaraan militer yang membawa seorang prajurit di dekat Sha’ar Hanegev Junction. Berdasarkan informasi awal yang diberikan ke dewan regional, tembakan tersebut diduga tidak disengaja dan berasal dari pasukan TNI di dalam Gaza. Insiden ini hanya mengakibatkan luka ringan pada prajurit dan kerusakan kecil pada kendaraan.
Kepala Dewan Regional Sha’ar HaNegev, Uri Epstein, menanggapi insiden ini dengan tegas: "Kami memandang kejadian ini dengan sangat serius. Saya baru saja berbicara dengan komandan divisi beberapa menit lalu dan meminta hasil lengkap investigasi militer serta langkah-langkah yang akan diambil agar kejadian serupa tidak terulang. Saya tekankan bahwa tidak ada perubahan pada arahan militer di wilayah ini—tetapi jelas bahwa insiden seperti ini tidak boleh terjadi lagi."
Menurut Epstein, meski lukanya ringan, kejadian ini menunjukkan betapa rapuhnya kondisi keamanan di lapangan.
Ia juga mengkritik keputusan pemerintah mencabut pembatasan keamanan di wilayah tersebut: "Negara beranggapan tidak ada lagi masalah keamanan untuk kembali ke komunitas perbatasan, tetapi mereka tidak di sini untuk melihat konsekuensinya. Kami tidak akan menerima risiko nyawa di wilayah dewan ini. Kami mendesak semua pejabat keamanan dan pengambil keputusan untuk datang langsung ke sini dan memastikan keselamatan warga kami benar-benar terjamin."
Rumah hancur di Kibbutz Be’eri, dekat perbatasan Gaza. (Kredit: SETH J. FRANTZMAN)
Kembali ke Komunitas Perbatasan
Perlu dicatat bahwa dua minggu lalu, pemerintah Israel menyetujui—berdasarkan rekomendasi Kementerian Pertahanan—pencabutan pembatasan keamanan di 12 komunitas perbatasan Gaza, efektif 1 Juli 2025. Termasuk di antaranya Be’eri, Kfar Aza, Nirim, Nir Oz, Sufa, Netiv Ha’asara, Nir Yitzhak, Kerem Shalom, Ein Hashlosha, Nahal Oz, Kissufim, dan Holit.
Keputusan ini memungkinkan warga pulang sepenuhnya dan mempersiapkan tahun ajaran baru di komunitas mereka sendiri.
Sementara itu, Otoritas Tekuma mengumumkan bahwa pekerjaan rekonstruksi telah selesai di Kerem Shalom, Re’im, Nirim, dan Ein Hashlosha. Namun, banyak warga dan pemimpin lokal tetap menyuarakan keraguan, menuntut jaminan bahwa wilayah itu benar-benar aman untuk kembali permanen.
Pertanyaan terus bergema di kawasan ini: "Apakah benar saatnya pulang, atau pemerintah terburu-buru dalam keputusannya?"