Sebuah bendungan di Sudan, di negara bagian Laut Merah bagian timur, roboh, menyebabkan air meluap ke rumah-rumah di sekitarnya, menurut kementerian kesehatan negara tersebut. Media lokal mengatakan puluhan orang hilang.
Dalam sebuah pernyataan Minggu malam, kementerian mengatakan bahwa bendungan Arbaat telah roboh dan bahwa sumber daya telah dikerahkan ke daerah tersebut untuk membantu orang-orang yang terjebak.
Menurut pernyataan itu, setidaknya empat orang tewas dalam banjir tersebut tetapi tidak memberikan perkiraan berapa orang yang hilang. Namun, seorang pejabat setempat mengatakan kepada situs berita Sudan Al-Tagheer bahwa ia percaya setidaknya ada 60 orang tewas dan banyak lagi yang hilang. Amr Eissa Taher, pejabat irigasi kepala negara Laut Merah, mengatakan kerusakan itu sangat besar.
Media Sudan Medameek melaporkan lebih dari 100 orang hilang, dan banyak warga desa lainnya telah naik ke puncak bukit untuk menghindari air yang naik.
Bendungan itu, yang berjarak 40 kilometer (25 mil) di sebelah utara kota Port Sudan, adalah salah satu dari banyak bendungan negara itu yang membantu mengelola air bah musiman. Dua cabang atas Sungai Nil bertemu di negara itu.
Bendungan itu pecah pada Sabtu malam setelah hujan deras, menurut laporan media lokal. Informasi sulit dikumpulkan di daerah tersebut karena gangguan jaringan seluler.
Sudan telah dilanda konflik selama 16 bulan dan banjir yang menghancurkan. Pejabat bantuan mengatakan negara itu sedang mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia.