Tanduk badak Afrika Selatan dibuat radioaktif untuk memerangi pemburu liar Desain visual yang menarik dengan tata letak bersih dan font modern.

"Ini bisa jadi solusi pamungkas:" Tim Rhisotope bersiap menyuntik cula badak dengan material radioaktif

Para ilmuwan Afrika Selatan meluncurkan kampanye anti-perburuan liar di mana cula badak akan disuntik dengan bahan radioaktif.

Kelompok dari Universitas Witwatersrand mengatakan proses ini aman untuk badak tetapi memungkinkan petugas bea cukai mendeteksi cula yang diselundupkan saat dikirim ke seluruh dunia.

Afrika Selatan memiliki populasi badak terbesar di dunia, dan ratusan hewan ini diburu setiap tahun.

Proyek universitas ini, bernama Rhisotope Project, menghabiskan biaya sekitar £220.000 ($290.000) dan melibatkan enam tahun penelitian dan pengujian.

"Setidaknya satu hewan per hari masih diburu," kata James Larkin, profesor dari Wits University yang terlibat dalam proyek ini, kepada BBC.

"Menurutku angka ini hanya akan naik jika kita tidak waspada… ini adalah alat penting untuk mengurangi perburuan, karena kami proaktif alih-alih reaktif."

Prof Larkin menambahkan bahwa studi percontohan, melibatkan 20 badak, mengonfirmasi bahwa material radioaktif "sepenuhnya aman" untuk hewan tersebut.

Para peneliti Wits University yang berkolaborasi dengan Badan Energi Atom Internasional menemukan bahwa cula bahkan bisa dideteksi di dalam kontainer pengiriman penuh sepanjang 40 kaki (enam meter).

Jamie Joseph, aktivis badak terkemuka Afrika Selatan, menyebut Rhisotope Project sebagai "inovatif dan sangat dibutuhkan."

"Ini bukan solusi akhir—hanya legislasi yang lebih baik dan kemauan politik yang bisa mengakhiri krisis badak. Tapi ini pasti akan membantu mengganggu aliran cula yang keluar dari negara dan membantu para ahli memetakan saluran ilegal dengan menyediakan data yang akurat," kata Ms Joseph, direktur amal Saving the Wild, kepada BBC.

Sejak 2021, lebih dari 400 badak diburu setiap tahun di Afrika Selatan, menurut organisasi konservasi Save the Rhino.

MEMBACA  Jenderal Rusia dipecat karena dugaan suap

Jessica Babich, kepala Rhisotope Project, mengatakan: "Tujuan kami adalah menerapkan teknologi Rhisotope secara besar-besaran untuk melindungi salah satu spesies paling ikonik dan terancam di Afrika."

"Dengan begitu, kami tidak hanya melindungi badak, tetapi juga bagian penting dari warisan alam kita."

Cula badak Afrika sering diekspor ke pasar Asia, di mana digunakan dalam pengobatan tradisional dan juga dianggap sebagai simbol status.

Badak putih dianggap terancam, sementara badak hitam berada dalam kondisi kritis.