Otoritas Suriah telah mengecam “campur tangan asing” dalam urusan Suriah setelah Israel meluncurkan serangan udara di sebuah kota di dekat Damaskus di mana pasukan pemerintah dan beberapa kelompok lain telah ikut serta dalam bentrok mematikan.
Seorang sumber Kementerian Dalam Negeri Suriah memberitahu Al Jazeera Arabic bahwa setidaknya empat serangan udara Israel menargetkan personel keamanan di kota Ashrafieh Sahnaya yang mayoritas Druze pada hari Rabu.
Kementerian Luar Negeri dan Warga Suriah, dalam sebuah pernyataan, menolak “segala bentuk campur tangan asing”, tetapi tidak secara eksplisit menuduh Israel melakukan serangan tersebut. Suriah “menegaskan komitmennya yang teguh untuk melindungi semua komponen rakyat Suriah… termasuk anak-anak dari komunitas Druze yang mulia,” tambah Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya.
Israel mengatakan telah melakukan serangan di Suriah terhadap “ekstremis” yang menyerang anggota komunitas Druze, sesuai dengan apa yang dikatakan sebagai janji untuk melindungi kelompok minoritas tersebut.
Militer mengatakan bahwa tiga warga Druze Suriah telah dievakuasi dari Suriah untuk menerima perawatan medis di Israel.
Serangan itu terjadi setelah konfrontasi antara pendukung pemerintah Suriah dan anggota dewan militer Druze yang menewaskan puluhan orang dalam dua hari.
Direktur keamanan untuk wilayah pedesaan Damaskus, Hussam al-Tahhan, memberitahu agensi berita SANA yang dikelola negara Suriah bahwa operasi keamanan diluncurkan di sana dan bala bantuan dikirim untuk memastikan kembalinya “keamanan dan stabilitas” ke lingkungan daerah tersebut.
Setidaknya 16 pasukan keamanan dan enam pejuang tewas pada hari Rabu, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, monitor perang yang berbasis di Inggris. Setidaknya 17 orang, termasuk 10 pasukan keamanan, tewas pada hari Selasa.
‘Panik Ekstrim’
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan di kota Ashrafieh Sahnaya mengirim “pesan keras” kepada pemerintah Suriah yang baru, dipimpin oleh Presiden sementara Ahmed al-Sharaa.
“Israel mengharapkan mereka untuk bertindak untuk mencegah kerusakan pada komunitas Druze,” kata Netanyahu.
Kepala pasukan bersenjata Israel kemudian memerintahkan militer untuk bersiap-siap menyerang target pemerintah Suriah jika komunitas Druze menghadapi lebih banyak kekerasan.
Pemimpin Druze Suriah telah berkali-kali menolak intervensi Israel dan menyatakan kesetiaan mereka kepada Suriah yang bersatu.
Kekerasan terbaru pecah pada hari Selasa dengan bentrokan antara kelompok Druze dan Sunni di area yang mayoritas Druze di Jaramana, dipicu oleh rekaman audio yang menyerang Nabi Muhammad yang beredar di media sosial.
Rekaman itu dikaitkan dengan seorang pemimpin Druze. Otoritas spiritual untuk komunitas Druze di Jaramana mengecam rekaman tersebut, bersikeras bahwa rekaman itu difabrikasi “untuk menghasut kedengkian dan menanam perpecahan di antara rakyat dari bangsa yang sama.”
Penguasa baru Suriah, mantan pejuang oposisi yang memimpin pemberontakan yang menggulingkan penguasa lama Bashar al-Assad pada Desember, telah berjuang untuk menjaga keamanan bagi minoritas negara itu, meskipun mendesak persatuan nasional dan inklusivitas.
Sejak al-Assad digulingkan pada Desember, Israel telah meluncurkan ratusan serangan ke Suriah, meningkatkan serangan yang juga rutin dilakukannya dalam beberapa tahun terakhir, dan telah mendeploy militer ke zona buffer yang dijaga PBB di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Anggota pasukan keamanan Suriah berdiri di dekat sebuah kendaraan di pintu masuk kota Druze Jaramana, menyusul bentrokan mematikan, di tenggara Damaskus, Suriah [Yamam Al Shaar/Reuters]
Insiden terbaru hanya meningkatkan ketegangan sektarian di Suriah, dengan minoritas sudah gelisah setelah pembantaian mengerikan bulan lalu.
Setelah pendukung al-Assad dari komunitas Alawit bentrok dengan pasukan keamanan pada Maret, ratusan orang tewas dalam gelombang serangan vigilante di daerah-daerah utara dari Tartous dan provinsi Latakia.
‘Panik Ekstrim’
Warga Sahnaya melaporkan pertempuran sengit di jalanan sepanjang hari Rabu.
“Kami dalam kepanikan dan ketakutan ekstrim karena tembakan sembarangan, yang memaksa sebagian besar dari kami untuk tetap benar-benar terkunci di dalam rumah kami,” kata Elias Hanna, yang tinggal di pinggiran Sahnaya.
“Kami khawatir bahwa pembantaian di pantai akan terulang di dekat Sahnaya terhadap Druze,” katanya.
Geir Pedersen, utusan khusus PBB untuk Suriah, “sangat prihatin” oleh kekerasan di negara itu, terutama di pinggiran ibu kota Damaskus dan di Homs,” kata PBB.
Dia menyerukan langkah-langkah segera untuk memastikan perlindungan bagi warga sipil dan mencegah peningkatan ketegangan komunal.
Kementerian Luar Negeri Turki menuntut agar Israel “menghentikan serangan udara” di Suriah.
“Pada saat yang sensitif ini bagi Suriah, tugas komunitas internasional adalah untuk berkontribusi pada pembentukan keamanan dan stabilitas di Suriah,” kata juru bicara kementerian Oncu Keceli dalam sebuah pernyataan. “Dalam konteks ini, Israel harus mengakhiri serangan udaranya, yang merusak upaya negara untuk mencapai persatuan dan integritas.” Please rewrite this text for me.