Sudan telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA), setelah berkali-kali menuduh negara Teluk tersebut mendukung Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang bersaing dalam perang saudara negara itu.
Pengumuman ini datang setelah RSF disalahkan atas serangkaian serangan selama tiga hari di kota biasanya aman Port Sudan.
Pada hari Selasa, Menteri Pertahanan Sudan Yassin Ibrahim menuduh UEA melanggar kedaulatan negaranya melalui “proxy”-nya, RSF. UEA telah berkali-kali membantah tuduhan bahwa mereka memberikan dukungan finansial, militer, dan politik kepada pasukan paramiliter tersebut.
Dua tahun konflik telah menewaskan ribuan orang, memaksa jutaan orang dari rumah mereka, dan menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sebagai hasil dari pengumuman menteri pertahanan, duta Sudan akan ditarik dari UEA dan Sudan akan menutup misi diplomatiknya di negara Teluk tersebut.
Selama tiga hari terakhir, serangan drone telah menghantam bandara internasional, pembangkit listrik utama, dan sebuah hotel di Port Sudan. Pasukan bersenjata menuduh RSF berada di balik serangan tersebut, namun kelompok paramiliter tersebut belum memberikan komentar mengenai masalah tersebut.
Hingga saat ini, Port Sudan telah berhasil menghindari pemboman dan dianggap sebagai salah satu tempat paling aman di negara yang dilanda perang.
Selama perang saudara, pasukan Sudan menuduh UEA memberi senjata kepada RSF.
Baik Inggris maupun AS telah menyoroti UEA dalam seruan terpisah untuk negara-negara luar agar berhenti mendukung pihak-pihak yang bertikai di Sudan.
Namun, pada hari Senin, pengadilan tertinggi PBB menolak kasus Sudan terhadap UEA, di mana Sudan menuduh negara Teluk tersebut terlibat dalam genosida.
Pengadilan Internasional di Den Haag memutuskan bahwa kasus tersebut tidak dapat dilanjutkan karena UEA telah memilih keluar dari Pasal 9 Konvensi Genosida, yang berarti bahwa negara tersebut tidak dapat diseret ke pengadilan oleh negara lain atas tuduhan genosida.
Reem Ketait, wakil menteri urusan politik UEA, mengatakan keputusan pengadilan tersebut “jelas dan tegas”.
“Komunitas internasional harus segera fokus pada mengakhiri perang yang menghancurkan ini dan mendukung rakyat Sudan, dan harus menuntut agar bantuan kemanusiaan sampai kepada semua yang membutuhkan,” katanya.
Baik pasukan maupun RSF telah dituduh melakukan kejahatan perang.
Lebih banyak cerita BBC tentang perang di Sudan:
Pergi ke BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.
Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook di BBC Africa, atau di Instagram di bbcafrica.
Podcast BBC Africa.