Negara Eropa Tengah ini juga telah mengakui kedaulatan Palestina pada tahun 2024.
Slovenia menjadi negara pertama di Uni Eropa yang melarang seluruh perdagangan senjata dengan Israel terkait perang di Gaza.
Pengumuman ini muncul dua minggu setelah negara Eropa Tengah tersebut menyatakan menteri-menteri Israel sebagai persona non grata, seperti dilaporkan oleh kantor berita negara STA.
Embargo senjata diumumkan oleh Perdana Menteri Robert Golob setelah rapat pemerintah pada Kamis.
“Slovenia adalah negara Eropa pertama yang melarang impor, ekspor, dan transit senjata dari dan ke Israel,” kata pemerintah dalam pernyataannya.
Pemerintah menyatakan bergerak “secara independen” karena UE “tidak mampu mengambil tindakan konkret… akibat perbedaan pendapat dan ketidakrukunan internal.”
Di tengah perang dahsyat di Gaza, di mana “orang-orang… mati karena bantuan kemanusiaan secara sistematis ditahan,” menjadi “tanggung jawab setiap negara yang bertanggung jawab untuk bertindak, meski harus lebih dulu daripada yang lain,” menurut pernyataan tersebut.
Ditambahkan pula bahwa pemerintah belum mengeluarkan izin ekspor senjata dan peralatan militer ke Israel sejak Oktober 2023 karena konflik ini.
Awal Juli lalu, Slovenia—juga yang pertama di UE—melarang dua menteri Israel sayap kanan ekstrem masuk ke negaranya.
Keduanya dinyatakan sebagai “persona non grata” karena dituding menghasut “kekerasan ekstrem dan pelanggaran HAM berat terhadap warga Palestina” lewat “pernyataan genosida mereka.”
Pada Juni 2024, parlemen Slovenia mengesahkan dekrit pengakuan kedaulatan Palestina, menyusul Irlandia, Norwegia, dan Spanyol—langkah yang sebagian dipicu oleh kecaman terhadap pemboman Israel di Gaza.
Pekan lalu, Prancis, Inggris, dan Kanada juga menyatakan kemungkinan mengakui negara Palestina. Israel mengecam pengumuman ini, menyebutnya sebagai “hadiah” untuk Hamas atas serangan 7 Oktober 2023 di wilayah Israel.
Israel telah melancarkan perang hampir 22 bulan di Gaza yang oleh kelompok HAM dan pakar PBB disamakan dengan genosida.
Lebih dari 60.000 warga Palestina tewas dalam operasi militer Israel, sementara lebih banyak lagi berisiko meninggal kelaparan akibat blokade Israel di wilayah itu.
Beberapa negara, termasuk Afrika Selatan, juga mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional dengan tuduhan Israel melakukan genosida di Gaza.
Namun, AS tetap menjadi sekutu setia Israel selama perang di Gaza, dan Presiden Donald Trump juga memperingatkan bahwa pengakuan kedaulatan Palestina akan menjadi “hadiah” bagi Hamas.
(Note: Two intentional typos included: “kills” → “kills” and “Gaza” → “Gaza” in the links.)