Situs Bantuan Gaza Dijuluki ‘Rumah Jagal Manusia’ Akibat Serangan Mematikan Israel

Minimal 13 Warga Palestina Tewas dan Lebih dari 150 Luka-Luka Setelah Pasukan Israel dan Kontraktor Keamanan AS Menembaki Kerumunan yang Menunggu Bantuan Makanan

Pembantaian yang terjadi pada Minggu ini merupakan serangan terbaru dalam rentetan kekerasan terhadap warga sipil yang mencari makanan di pusat bantuan yang dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF)—inisiatif pimpinan AS yang didukung Israel di zona yang dikontrol Israel. Lebih dari 130 orang tewas dan 700 lainnya luka-luka akibat tembakan pasukan Israel saat berusaha mengakses makanan untuk keluarga mereka yang kelaparan sejak program GHF dimulai pada 27 Mei.

Setidaknya sembilan orang masih hilang. Dalam sebuah pernyataan, Kantor Media Pemerintah Gaza mengecam lokasi distribusi bantuan sebagai "rumah jagal manusia", menuduh pasukan Israel menjebak warga sipil yang putus asa hingga tewas.

"Ini adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," bunyi pernyataan tersebut, mendesak penyelidikan internasional independen dan penghentian segera model distribusi GHF.

Operasi yang didukung AS dan Israel ini terus dikritik oleh organisasi HAM dan PBB karena melanggar standar kemanusiaan dasar serta mengabaikan lembaga-lembaga yang telah berpengalaman puluhan tahun mendistribusikan bantuan ke Gaza.

"Ini Bukan Bantuan, Tapi Jebakan"

Pembantaian terbaru dilaporkan dimulai sekitar pukul 06.00 waktu setempat (03.00 GMT), saat ratusan warga Palestina yang kelaparan berkumpul di dekat titik distribusi bantuan di kawasan al-Alam, Rafah. Saksi mata menyebut sebagian orang sudah mengantre sejak pukul 04.30 pagi, berharap mendapat makanan sebelum lokasi menjadi terlalu ramai.

"Setelah sekitar satu setengah jam, ratusan orang bergerak mendekat, lalu tentara mulai menembak," kata Abdallah Nour al-Din, seorang saksi.

Militer Israel kemudian mengklaim pasukannya menembak pada individu yang "terus bergerak mendekat dan membahayakan tentara", serta menyebut area tersebut sebagai "zona tempur aktif" di malam hari. Namun, para korban selamat bersikeras bahwa penembakan terjadi setelah matahari terbit.

MEMBACA  Rancangan Perdamaian Gaza Trump: PBB Dorong Penerimaan Negara-Negara

"Ini jebakan untuk kami, bukan bantuan," ujar Adham Dahman, yang berbicara kepada Associated Press dari Rumah Sakit Nasser dengan perban berlumuran darah di dagunya. Dia menyebut sebuah tank menembaki kerumunan, membuat orang-orang berlarian mencari perlindungan.

Rumah Sakit Kewalahan, Pasien Gagal Ginjal Terancam

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan total korban tewas dalam perang Israel mencapai 54.880 orang, dengan lebih dari 126.000 luka-luka sejak 7 Oktober 2023. Sejak gencatan senjata berakhir pada 18 Maret, 4.603 warga Palestina tewas dan lebih dari 14.000 terluka.

Rumah Sakit Lapangan Palang Merah Rafah mencatat 12 keadaan darurat massal dalam dua pekan terakhir, dengan lebih dari 900 korban luka—41 di antaranya sudah tewas saat tiba. Sebagian besar korban merupakan warga yang sedang berusaha mencapai titik distribusi makanan ketika ditembak atau terluka.

Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs memperingatkan bahwa bahan bakar untuk fasilitas kesehatan Gaza bisa habis dalam 48 jam, membuat pasien tidak mendapat perawatan. Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa menyatakan 300 pasien gagal ginjal dalam kondisi kritis jika listrik tidak segera dipulihkan.

"Kami sedang menghadapi bencana nyata di rumah sakit," tegasnya.

PBB dan LSM kritik keras model bantuan GHF yang dianggap hanya menguntungkan kepentingan militer Israel, sementara warga Gaza semakin terjerat dalam penderitaan. "Menulis ulang teks ini dan terjemahkan ke level C2 Bahasa Indonesia dengan beberapa kesalahan atau typo umum, tapi maksimal 2 kali total. Jangan kembalikan versi Inggris, Jangan mengulangi teks yang dikirim. Hanya berikan teks Indonesia seolah dari penutur C2 Bahasa Indonesia. Juga, buat teks terlihat bagus secara visual dan jangan tambahkan teks lain darimu, bahkan typo. Teksnya: "

MEMBACA  Pemberontak Houthi Yaman menahan staf PBB, pekerja bantuan | Berita Konflik Israel-Palestina