ROME (AP) — Perusahaan teknologi raksasa Cisco Systems pada hari Rabu bergabung dengan Microsoft dan IBM dalam menandatangani sumpah yang disponsori oleh Vatikan untuk memastikan kecerdasan buatan dikembangkan dan digunakan secara etis serta untuk kepentingan bersama.
Chief executive Cisco Systems Chuck Robbins menandatangani dokumen tersebut, yang dikenal sebagai Roma Call, dan bertemu secara pribadi dengan Paus Fransiskus, demikian diumumkan oleh Vatikan.
Sumpah tersebut menjabarkan pilar-pilar kunci penggunaan kecerdasan buatan yang etis dan bertanggung jawab. Sumpah tersebut menekankan bahwa sistem kecerdasan buatan harus dirancang, digunakan, dan diatur untuk melayani dan melindungi martabat semua manusia, tanpa diskriminasi, dan lingkungan mereka. Ia menyoroti prinsip-prinsip transparansi, inklusi, tanggung jawab, ketidaksengajaan, dan keamanan sebagai hal yang diperlukan untuk memandu semua perkembangan kecerdasan buatan.
Dokumen tersebut diungkapkan dan ditandatangani dalam konferensi Vatikan pada 28 Februari 2020 — tepat sebelum Italia mengunci diri karena pandemi COVID-19 — oleh Brad Smith dari Microsoft dan John Kelly III dari IBM. Universitas, lembaga PBB, perusahaan swasta, dan organisasi non-pemerintah juga telah menandatanganinya.
Fransiskus telah meminta sebuah perjanjian internasional untuk memastikan kecerdasan buatan dikembangkan dan digunakan secara etis, dengan mendedikasikan pesannya perdamaian tahunan tahun ini untuk topik tersebut.
Uskup Agung Vincenzo Paglia, presiden Akademi Pontifikal untuk Kehidupan yang memimpin inisiatif kecerdasan buatan, menyambut partisipasi Cisco. Ia mengutip keahlian perusahaan IT tersebut dalam “infrastruktur, keamanan, dan perlindungan data dan sistem kecerdasan buatan.”
Kecerdasan buatan telah menarik perhatian dunia berkat kemajuan sistem canggih seperti ChatGPT dari OpenAI yang telah memukau pengguna dengan kemampuannya untuk menghasilkan teks, foto, dan lagu mirip manusia. Namun, teknologi ini juga menimbulkan ketakutan tentang risiko yang ditimbulkan oleh teknologi yang berkembang pesat ini terhadap pekerjaan, privasi, perlindungan hak cipta, dan bahkan kehidupan manusia itu sendiri.