Setidaknya empat orang tewas dalam serangkaian serangan bom dan tembakan di barat daya Kolombia, menurut laporan media lokal.
Dua petugas polisi disebutkan termasuk di antara korban dalam serangan-serangan tersebut, yang menyasar Kota Cali—kota terbesar ketiga di negara itu—dan beberapa kota di sekitarnya.
Bom mobil, bom sepeda motor, tembakan senapan, dan diduga juga drone dilaporkan digunakan untuk menyerang kantor polisi, gedung pemerintahan, serta target sipil, di tengah krisis keamanan yang semakin parah di negara Amerika Selatan ini.
Media lokal menghubungkan sebagian serangan ini dengan salah satu faksi dari FARC (Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia), kelompok gerilyawan yang dulunya kuat. BBC belum dapat memverifikasi hal ini secara independen.
Banyak orang terluka dalam serangan-serangan ini, meski jumlah pasti korban tewas dan luka belum jelas.
Dalam pernyataan di media sosial, Kementerian Pertahanan Kolombia menyebutkan 19 serangan terjadi di barat daya negara tersebut.
Ada 12 serangan di wilayah Cauca dan tujuh di Valle del Cauca, menurut kementerian.
Kementerian menyebut kekerasan ini sebagai “reaksi putus asa kelompok bersenjata ilegal terhadap operasi besar-besaran [militer dan polisi], yang telah menghancurkan struktur dan ekonomi ilegal mereka”.
Serangan ini terjadi beberapa hari setelah percobaan pembunuhan kandidiat presiden Miguel Uribe Turbay di ibu kota Bogota saat ia berpidato di hadapan pendukungnya.
Wali kota Cali, kota terbesar di wilayah itu, mengatakan kota tersebut seolah kembali ke tahun 1989, ketika masih dilanda perdagangan narkoba dan kekerasan kartel.