Serikat buruh terbesar di Amerika, International Brotherhood of Teamsters, telah menolak untuk memberikan dukungan kepada calon presiden AS untuk pertama kalinya sejak tahun 1996. Bersamaan dengan itu, serikat yang memiliki sekitar 1,3 juta anggota di AS dan Kanada mengatakan bahwa mereka tidak menerima “komitmen yang jelas terkait isu-isu utama Teamsters” dari calon presiden Demokrat Kamala Harris atau calon presiden Republik Donald Trump. Selain itu, polling anggota Teamsters menunjukkan bahwa tidak ada dukungan yang pasti untuk salah satu kandidat, meskipun dua polling terbaru menunjukkan dukungan yang jelas untuk Trump. Keputusan ini merupakan pukulan besar bagi upaya kampanye Harris untuk menarik pemilih kelas pekerja kurang dari 50 hari sebelum pemilihan. Sebuah dukungan memiliki potensi untuk memobilisasi ribuan Teamsters yang tinggal, bekerja, dan memberikan suara di negara bagian krusial seperti Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin. Dalam sebuah pernyataan, kampanye Harris membanggakan dukungannya dari “mayoritas besar buruh terorganisir” dan mencatat bahwa banyak lokal Teamsters telah mendukung pencalonannya. “Sementara Donald Trump mengatakan pekerja yang mogok harus dipecat, Wakil Presiden Harris benar-benar pernah berdemonstrasi dan berdiri teguh dengan buruh terorganisir sepanjang karirnya,” kata juru bicara kampanye Lauren Hitt.