Amnesty International menyerukan investigasi atas serangan ‘ceroboh’ di negara bagian Zamfara yang dilanda kekerasan.
Serangan udara militer di barat laut Nigeria menewaskan setidaknya 20 orang, menurut militer dan warga setempat, memicu seruan dari kelompok HAM untuk menyelidiki serangan tersebut.
Serangan ini terjadi akhir pekan lalu di Zamfara, salah satu wilayah paling terdampak kekerasan dari kelompok bersenjata, yang sering disebut sebagai “bandit”.
Komodor Udara Nigeria Ehimen Ejodame mengatakan serangan dilakukan setelah intelijen menunjukkan “sejumlah besar teroris sedang berkumpul dan bersiap menyerang permukiman warga tanpa perlindungan.”
“Intelijen lebih lanjut mengonfirmasi bahwa para bandit telah membunuh sejumlah petani dan menculik warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak,” kata Ejodame dalam pernyataannya, menambahkan bahwa dua anggota milisi lokal tewas dan dua lainnya terluka dalam baku tembak.
Namun, menurut warga yang dikutip AFP, sekelompok milisi lokal yang memburu geng bandit justru dibom oleh pesawat militer Nigeria secara tidak sengaja.
Angkatan udara dipanggil oleh penduduk desa yang menjadi korban serangan sebelumnya di akhir pekan itu. Warga mengatakan sejumlah orang yang tidak diketahui juga terluka dalam serangan tersebut.
“Kami mengalami tragedi ganda pada Sabtu,” kata Buhari Dangulbi, warga daerah terdampak. “Ratusan orang kami dan beberapa sapi diambil bandit, dan mereka yang mengejar bandit untuk menyelamatkan korban justru diserang jet tempur. Itu menewaskan 20 orang.”
Warga mengatakan kepada AFP bahwa para bandit sebelumnya menyerang desa Mani dan Wabi di distrik Maru, mencuri ternak dan menculik sejumlah orang. Sebagai tanggapan, milisi lokal melakukan pengejaran untuk menyelamatkan sandera dan ternak yang dicuri.
“Pesawat militer datang dan mulai menembak, menewaskan setidaknya 20 orang kami,” kata Abdullahi Ali, warga Mani dan anggota milisi pemburu setempat, kepada Reuters.
Warga lain, Ishiye Kabiru, berkata: “Milisisi kami dari Maraya dan komunitas sekitarkan berkumpul dan mengejar para bandit. Sayangnya, jet militer menyerang mereka.”
Alka Tanimu, juga dari wilayah itu, menambahkan: “Kami tetap harus membayar untuk mendapatkan kembali yang diculik, sementara sapi hilang selamanya.”
Amnesty International mengutuk serangan itu dan mendesak investigasi menyeluruh.
“Serangan oleh bandit jelas memerlukan respon dari negara, tapi melancarkan serangan udara sembarangan ke desa-desa – berulang kali – sungguh melanggar hukum,” kata kelompok HAM tersebut.
Militer Nigeria sebelumnya mengakui tidak sengaja menyerang warga sipil selama operasi udara menargetkan geng bersenjata.
Pada Januari, setidaknya 16 anggota milisi tewas dalam serangan serupa di distrik Zurmi, Zamfara.
Pada Desember 2022, lebih dari 100 warga sipil tewas di desa Mutunji saat mengejar bandit. Setahun kemudian, serangan terhadap perkumpulan religius di negara bagian Kaduna menewaskan setidknya 85 orang.