Serangan Israel Tewaskan Lima Orang di Lebanon dalam Pelanggaran Gencatan Senjata Terbaru

Israel mengklaim telah menyerang target-target Hezbollah, meskipun kelompok Lebanon itu belum memberikan komentar.

Diterbitkan Pada 8 Sep 2025

Setidaknya lima orang tewas dan lima lainnya luka-luka setelah jet tempur Israel menyerang Lebanon timur dalam pelanggaran terbaru terhadap persetujuan gencatan senjata yang ditandatangani November lalu, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Serangan pada Senin menghantam distrik Bekaa dan Hermel, dengan media pemerintah menyebutkan setidaknya delapan kali serangan udara dilancarkan. Menurut Agensi Berita Nasional Lebanon, tujuh bom jatuh di pinggiran Hermel, sementara serangan lain menyasar kota terdekat, Labweh.

Cerita yang Direkomendasikan

list of 3 itemsend of list

Militer Israel mengklaim serangan tersebut mengenai gudang senjata dan fasilitas militer yang digunakan Hezbollah, meski klaim tersebut belum dapat dikonfirmasi secara independen. Hezbollah belum berkomentar.

Israel terus melancarkan serangan hampir sehari-hari di wilayah Lebanon, khususnya di selatan, sambil mempertahankan pendudukan di lima pos perbatasan meskipun gencatan senjata mensyaratkan penarikan penuh awal tahun ini.

Konflik ini meletus pada 8 Oktober 2023, saat Israel membuka ofensif militer di Lebanon. Pada saat gencatan senjata dicapai November tahun berikutnya, lebih dari 4.000 orang telah tewas dan hampir 17.000 terluka.

Gencatan senjata yang rapuh itu semakin tegang seiring Lebanon menghadapi rencana kontroversial yang didorong Amerika Serikat dan Israel untuk melucuti Hezbollah.

Awal bulan ini, angkatan darat Lebanon mempresentasikan sebuah proposal kepada kabinet yang menguraikan langkah-langkah untuk mulai membongkar persenjataan kelompok tersebut. Menteri Penerangan Paul Morcos menyatakan pemerintah menyambut baik langkah itu, tetapi tidak mengonfirmasi persetujuan kabinet.

Rencana itu memicu aksi walkout oleh lima menteri Syiah, termasuk perwakilan Hezbollah dan sekutunya, Gerakan Amal, yang bersikeras bahwa kelompok itu tidak akan melucuti senjata selagi Israel melanjutkan serangan udara dan pendudukan di selatan.

MEMBACA  Andrenam, Startup Pendiri Alumni SpaceX, Raup $10 Juta dalam 36 Jam

AS dan rival politik Hezbollah di Lebanon telah meningkatkan tekanan pada kelompok itu untuk menyerahkan senjatanya. Hezbollah menolak, dan memperingatkan bahwa bahkan mengangkat isu tersebut selagi serangan Israel berlanjut akan menjadi “kesalahan fatal yang serius”.

Minggu lalu, serangan Israel menewaskan empat orang di Lebanon, menggarisbawahi ketegangan yang meningkat meskipun ada gencatan senjata. Israel juga dikecam karena menjatuhkan granat di dekat pasukan penjaga perdamaian dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) pekan lalu.