Rusia telah meluncurkan 479 drone ke Ukraina dalam serangan udara terbesar sepanjang tiga tahun perang, menurut angkatan udara Ukraina.
Angkatan udara menyatakan pada Senin dini hari bahwa mereka telah menjatuhkan 460 drone serta 19 misil yang diluncurkan semalam.
Rusia terus meningkatkan serangan drone dan misil ke Ukraina, meski mengklaim—di bawah tekanan Presiden AS Donald Trump—bahwa mereka tertarik untuk melanjutkan perundingan damai. Peluncuran rekor ini terjadi tepat sebelum dimulainya pertukaran tahanan yang disepakati dalam pembicaraan terakhir antara kedua negara.
Dari ratusan proyektil yang ditembakkan ke berbagai target, hanya 10 yang mencapai tujuannya, menurut pejabat Kyiv. Satu orang dilaporkan terluka.
Eskalasi serangan udara Rusia diiringi oleh dorongan ofensif di medan pertempuran bagian timur dan timur laut garis depan sepanjang 1.000 km (621 mil) di wilayah Ukraina yang diduduki.
Serangan ini terjadi setelah serangan drone rahasia Ukraina yang merusak beberapa pesawat pembom Rusia di pangkalan udara dalam wilayahnya, menjadi aib bagi Kremlin dan—menurut Kyiv—pukulan nyata bagi kemampuan Rusia melancarkan serangan misil lintas batas.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan satu target serangan Kyiv adalah pangkalan udara Dubno di wilayah Rivne, Ukraina, yang menjadi basis pesawat tempur taktis.
Wali kota Rivne, Oleksandr Tretyak, menyebut peluncuran drone semalam sebagai “serangan terbesar” di wilayahnya sejak perang dimulai.
Pertukaran tahanan
Minggu malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengakui bahwa di beberapa daerah yang menjadi sasaran ofensif Rusia, “situasinya sangat sulit”. Namun, ia tidak memberikan rincian.
Ukraina kewalahan di garis depan melawan musuh yang lebih besar dan membutuhkan dukungan militer tambahan dari sekutu Barat, terutama pertahanan udara. Namun, ketidakpastian kebijakan AS menimbulkan keraguan tentang seberapa banyak bantuan yang bisa diandalkan Kyiv.
Dua putaran perundingan damai langsung antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul belum membuahkan terobosan selain komitmen untuk menukar ribuan tahanan, termasuk prajurit yang tewas dan terluka parah.
Sejak kesepakatan—yang diduga melibatkan pertukaran sekitar 1.200 tahanan oleh masing-masing pihak—dicapai pekan lalu, kedua negara saling tuduh tidak memenuhi kewajiban.
Namun, gelombang pertama tawanan perang telah dipulangkan pada Senin sore.
“Pertukaran hari ini telah dimulai. Ini akan dilakukan dalam beberapa tahap dalam hari-hari mendatang,” kata Zelenskyy di aplikasi Telegram. “Di antara yang kami bawa pulang sekarang adalah yang terluka, terluka parah, dan yang berusia di bawah 25 tahun,” tambahnya.
Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan pertukaran pertama telah dilakukan. Mereka tidak menyebut jumlah tahanan yang ditukar, tapi menegaskan jumlah dari kedua pihak sesuai.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada Senin bahwa pasukan mereka menembak jatuh 49 drone Ukraina semalam di tujuh wilayah Rusia.
Dua drone menghantam pabrik peralatan perang elektronik di wilayah Chuvashia, lebih dari 600 km (373 mil) timur Moskow, menurut laporan pejabat.
Sejak perang dimulai pada 2022, Rusia telah menyasar wilayah militer dan sipil Ukraina dengan drone Shahed. Serangan ini telah menewaskan lebih dari 12.000 warga sipil Ukraina menurut PBB, meski Rusia mengklaim hanya menargetkan sasaran militer.
Alexander Gusev, kepala wilayah Voronezh Rusia, menyatakan 25 drone telah ditembak jatuh di sana semalam, merusak pipa gas dan memicu kebakaran kecil.
Staf umum angkatan bersenjata Ukraina juga mengklaim pasukan operasi khususnya menyerang dua jet Rusia di pangkalan udara Savasleyka, wilayah Novgorod—sekitar 650 km (404 mil) dari perbatasan Ukraina.
Pernyataan itu tidak menjelaskan cara pesawat tersebut diserang.