Rusia Berencana Tingkatkan Hubungan Ekonomi dan Militer di Afrika

Pengumuman Kremlin Muncul Saat Wagner Group Tinggalkan Negara Afrika Barat Mali

Rusia tengah berupaya memperkuat hubungan ekonomi dan militernya di Afrika, begitu paparan Moskow.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan pada Senin bahwa kehadiran Rusia di Afrika "semakin berkembang". Langkah ini bagian dari upaya Moskow mengisi kekosongan geopolitik di Afrika Barat seiring mundurnya kekuatan Barat akibat serangkaian kudeta militer di kawasan itu.

"Kami memang berniat mengembangkan interaksi secara komprehensif dengan negara-negara Afrika, terutama di bidang ekonomi dan investasi," kata Peskov kepada wartawan.

"Ini juga mencakup area sensitif seperti pertahanan dan keamanan," tambahnya.

Peran keamanan Rusia yang kian besar di beberapa bagian Afrika, termasuk di Mali, Republik Afrika Tengah, dan Guinea Khatulistiwa, menjadi perhatian Barat. Hal ini terjadi seiring mundurnya mantan kekuatan kolonial Prancis, yang pasukannya telah meninggalkan atau diusir dari beberapa negara Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir, serta Amerika Serikat.

Ambisi Kremlin tampaknya tidak tergoyahkan oleh laporan terakhir bahwa kelompok paramiliter Rusia, Wagner, akan meninggalkan Mali setelah membantu pemerintah militer melawan kelompok bersenjata.

Africa Corps, pasukan paramiliter yang dikendalikan Kremlin, menyatakan akan tetap berada di negara Afrika Barat itu sebagai pengganti Wagner.

Mali, yang diperintah junta militer setelah kudeta pada 2020 dan 2021, tak pernah secara resmi mengakui keberadaan Wagner, hanya menyatakan bekerja sama dengan pelatih Rusia. Namun dalam periode yang sama, pemerintah memutus hubungan dengan Prancis dan beralih ke Rusia untuk dukungan politik dan militer.

Africa Corps dibentuk dengan dukungan Kementerian Pertahanan Rusia setelah pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin dan komandan Dmitry Utkin memimpin pemberontakan gagal terhadap pimpinan militer Rusia pada Juni 2023, lalu tewas dalam kecelakaan pesawat dua bulan kemudian.

MEMBACA  Gambar-gambar Rinci Baru Aurora Jupiter Mengungkap Kecerahan Aneh dan Tak Terjelaskan

Menurut beberapa obrolan Telegram yang digunakan oleh tentara bayaran Rusia dan dilihat Reuters, sekitar 70-80 persen Africa Corps terdiri dari mantan anggota Wagner.

Menggantikan Wagner dengan pasukan Africa Corps kemungkinan akan mengalihkan fokus Rusia di Mali dari bertempur bersama tentara Mali ke pelatihan, kata Ulf Laessing, kepala program Sahel di Konrad Adenauer Foundation.

"Africa Corps memiliki jejak lebih ringan dan lebih fokus pada pelatihan, menyediakan peralatan, serta layanan perlindungan. Mereka lebih jarang bertempur dibanding tentara bayaran Wagner yang bergaya ‘Rambo’," ujar Laessing kepada The Associated Press.